Puisi Gus Mus Tentang Virus Corona
Mari kita merenungi puisi yang bisa mengetuk hati kita ini. Sebuah puisi tentang corona karya KH Mustofa Bisri atau yang biasa dikenal sebagai Gus Mus. Puisi yang bisa membuat kita menyadari arti kehidupan di dunia, serta arti beribadah kepada Tuhan.
Corona memurnikan agama
Bahwa tak ada yang boleh tersisa
kecuali Tuhan itu sendiri!
Link Gambar Vexel / Vector https://www.deviantart.com/obiyshinichiart/art/Gus-Mus-KH-Ahmad-Mustofa-Bisri-Vector-663190536
Tuhan Mengajarkan Melalui Corona
Karya: KH Mushtofa Bishri
Vatikan sepi
Yerusalem sepi
Tembok ratapan dipagari
Paskah tak pasti
Ka’bah ditutup
Shalat jum’at dirumahkan
Umroh batal
Shalat tarawih ramadlan mungkin juga bakal sepi
Corona datang
Seolah-olah membawa pesan bahwa ritual itu rapuh!
Bahwa “hura-hura” atas nama Tuhan itu semu
Bahwa simbol dan upacara itu banyak yang hanya menjadi topeng dan komoditi dagangan saja
Ketika Corona itu datang
Engkau dipaksa mencari Tuhan
Bukan di Basilika Santo Petrus
Bukan di Ka’bah
Bukan di dalam gereja
Bukan di masjid
Bukan di mimbar khotbah
Bukan di majelis ta’lim
Bukan dalam misa Minggu
Bukan dalam Sholat Jum’at
Melainkan,
Pada kesendirianmu
Pada mulutmu yang terkunci
Pada hakikat yang senyap
Pada keheningan yang bermakna
Corona mengajarimu,
Tuhan itu bukan pada keramaian
Tuhan itu bukan pada ritual
Tuhan itu ada pada jalan keputus-asaanmu dengan dunia yang berpenyakit
Corona memurnikan agama
Bahwa tak ada yang boleh tersisa
kecuali Tuhan itu sendiri!
Tidak ada lagi indoktrinasi yang menjajah nalar
Tidak ada lagi sorak sorai yang memperdagangkan nama Tuhan
Datangi, temui dan kenali Dia di dalam relung jiwa dan hati nuranimu sendiri
Temukan Dia di saat yang teduh dimana engkau hanya sendiri bersamaNya
Sesungguhnya kerajaan Tuhan ada dalam dirimu
Qalbun mu’min Baitullah
Hati orang yang beriman adalah rumah Tuhan
Biarlah hanya Tuhan yang ada
Biarlah hanya nuranimu yang bicara
Biarlah para pedagang, makelar, politikus dan para penjual agama disadarkan oleh Tuhan melalui kejadian ini
Semoga kita bisa belajar dan mengambil hikmah dari kejadian ini.
Surabaya, 22 Maret 2020 Ikhtiar dan Bermunajat