Sejarah IPNU IPPNU
Sejarah IPNU IPPNU bermula dari adanya organisasi atau perkumpulan pelajar dan santri yang dikelola dan diasuh para ulama namun masih bersifat lokal atau kedaerahan. Perkumpulan tersebut tumbuh di berbagai daerah hampir di seluruh Wilayah Indonesia, misalnya Jam‘iyah Diba‘iyah. Jam‘iyah tersebut tumbuh dan berkembang banyak dan tidak memiliki jalur tertentu untuk saling berhubungan. Hal ini disebabkan karena perbedaan nama yang terjadi di daerah masing-masing, mengingat lahir dan adanya-pun atas inisiatif atau gagasan sendiri-sendiri antar para pendiri.
Tepatnya di Surabaya, putra dan putri NU mendirikan perkumpulan yang diberi nama Tsamrotul Mustafidin pada tahun 1936. Tiga tahun kemudian yaitu tahun 1939 lahir Persatuan Santri Nahdlotul Ulama atau PERSANU. Di Malang pada tahun 1941 lahir Persatuan Murid NU. Pada saat itu bangsa Indonesia sedang mengalami pergolakan melawan penjajah Jepang. Putra dan putri NU tidak ketinggalan ikut berjuang mengusir penjajah. Sehingga terbentuklah IMNU atau Ikatan Murid Nahdlotul Ulama di Kota Malang pada tahun 1945.
Di Madura berdiri perkumpulan dari remaja NU yang bernama Ijmaut Tolabiah pada tahun 1945. Tahun 1950 di semarang berdiri Ikatan Mubaligh Nahdlatul Ulama dengan aggota yang masih remaja. Pada tahun 1953 di Kediri berdiri Persatuan Pelajar NU (PERPANU). Pada tahun yang sama di Bangil berdiri Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPENU) dan pada tahun 1954 di Medan berdiri Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama, dan masih banyak lagi yang belum tercantum dalam naskah ini.
Seperti tersebut di atas masing-masing organisasi masih bersifat kedaerahan, dan tidak mengenal satu sama yang lain. Meskipun perbedaan nama, tetapi aktifitas dan haluannya sama yaitu melaksanakan faham atau ajaran Islam Ahlus Sunnah Wal Jamaah. Titik awal inilah yang merupakan sumber inspirasi dari para perintis pendiri IPNU-IPPNU untuk menyatukan langkah dalam membentuk sebuah wadah bagi pelajar NU.
Awal Mula Berdirinya IPNU
Adanya persaman tujuan, kesadaran dan keikhlasan akan pentingnya suatu wadah pembinaan bagi generasi penerus para Ulama dan penerus perjuangan bangsa. Gagasan untuk menyatukan langkah dan nama perkumpulan/organisasi tersebut diusulkan dalam Muktamar LP Ma‘arif NU pada tanggal 24 Februari 1954 M di Semarang. Usulan ini dipelopori oleh pelajar-pelajar dari Yogyakarta, Solo dan Semarang yang diwakili oleh Sofwan Cholil Mustahal, Abdul Ghoni, Farida Ahmad, Maskup dan M. Tolchah Mansoer. Muktamar tidak menolak atas inisiatif serta usulan tersebut .Dengan suara bulat dan mufakat dilahirkan suatu organisasi yang bernama IPNU (Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama) dengan ketua pertama M Tolchah Mansur, serta pada tanggal itulah ditetapkan sebagai hari lahir IPNU.
Ketua Umum pertama IPNU adalah M. Tholchah Mansoer yang terpilih dalam Konferensi Lima daerah yang diselenggarakan di Solo pada 30 April-1 Mei 1954 dengan melibatkan perwakilan dari Yogyakarta, Semarang, Solo, Jombang dan Kediri.
Pada tahun 1988, sebagai implikasi dari tekanan rezim orde baru , IPNU mengubah kepanjangannya menjadi Ikatan Putra Nahdlatul Ulama. Sejak saat itu, orientasi basis IPNU meluas pada komunitas remaja secara umum. Pada Kongres XXIV di Surabaya pada tahun 2003, IPNU kembali mengubah kepanjangannya menjadi Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama. Sejak saat itu babak baru IPNU dimulai dan dengan keputusan itu pula IPNU bertekad mengembalikan basisnya di sekolah dan pesantren.
Baca Juga: Mars IPNU Lirik + Notasi
Visi IPNU adalah terbentuknya pelajar bangsa yang bertaqwa kepada Allah SWT, berilmu, berakhlak mulia dan berwawasan kebangsaan serta bertanggung jawab atas tegak dan terlaksananya syariat Islam menurut faham Ahl as-Sunah wa al-Jama’ah yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945.
Sedangkan misi IPNU adalah:
- Menghimpun dan membina pelajar Nahdlatul Ulama dalam satu wadah organisasi
- Mempersiapkan kader-kader intelektual sebagai penerus perjuangan bangsa
- Mengusahakan tercapainya tujuan organisasi dengan menyusun landasan program perjuangan sesuai dengan perkembangan masyarakat (mashlahat al-‘ammah), guna terwujud nya khaira ummah
- Mengusahakan jalinan komunikasi dan kerjasama program dengan pihak lain selama tidak merugikan organisasi.
Sebagai salah satu perangkat organisasi NU, IPNU menekankan aktivitasnya pada program kaderisasi, baik pengkaderan formal, informal, mahupun non-formal. Di sisi lain, sebagai organisasi pelajar, program IPNU diorientasikan pada pengembangan kapasitas pelajar dan santri, advokasi, penerbitan, dan pengorganisasian pelajar.
Kini IPNU telah memiliki 33 Pimpinan Wilayah di tingkat provinsi dan 374 Pimpinan Cabang di tingkat kabupaten/kota. Sampai dengan tahun 2008, anggota IPNU telah mencapai lebih dari 2 juta pelajar santri yaang tersebar di seluruh Indonesia.
Lahirnya IPPNU
Sejarah kelahiran IPPNU dimulai dari perbincangan ringan oleh beberapa remaja puteri yang sedang menuntut ilmu di Sekolah Guru Agama (SGA) Surakarta, tentang keputusan Muktamar NU ke-20 di Surakarta. Perbincangan ringan tersebut berkesimpulan pada perlu adanya organisasi pelajar di kalangan Nahdliyat. Perbincangan ini dibawa hingga kalangan NU, terutama Muslimat NU, Fatayat NU, GP Ansor, IPNU dan Banom NU lainnya untuk membentuk tim resolusi IPNU Putri pada kongres I IPNU yang akan diadakan di Malang. Selanjutnya disepakati bahwa peserta putri yang akan hadir di Malang dinamakan IPNU Putri.
Baca Juga: Mars IPPNU Lirik + Notasi
Pada Kongres tersebut yang dilaksanakan pada tanggal 28 Februari – 5 Maret 1955, ternyata keberadaan IPNU Putri masih diperdebatkan secara alot. Rencana semula yakni keberadaan IPNU Putri secara administratif menjadi departemen dalam organisasi IPNU, namun pengurus teras PP IPNU membentuk kesan bahwa IPNU secara eksklusif hanya untuk pelajar putra. Melihat hasil tersebut, pada hari kedua kongres peserta putri yang terdiri dari llima utusan daerah (Yogyakarta, Surakarta, Malang, Lumajang dan Kediri) terus melakukan konsultasi dengan jajaran teras PB Maarif yang menangani pembinaan organisasi pelajar yakni KH. Syukri Ghozali dan PP Muslimat yang dijabat oleh Mahmudah Mawardi. Konsultasi tersebut membuahkan hasil sebagai berikut:
- Pembentukan organisasi IPNU putri secara organisatoris dan secara administratif terpisah dengan IPNU
- Tanggal 2 Maret 1955 M/8 Rajab 1374 H dideklarasikan sebagai hari kelahiran IPNU putri
- Untuk menjalankan roda organisasi dan upaya pembentukan-pembentukan cabang selnajutnya ditetapkan ssebagai ketua yaitu Umroh Mahfudhoh dan sekretaris Syamsiyah Mutholib.
- PP IPNU Putri berkedudukan di Surakarta, Jawa Tengah.
- Memberitahukan dan memohon peengesahan resolusi pendirian IPNU Putri kepada PB Ma’arif NU. Selanjutnya, PB Ma’arif NU menyetujui dan mengesahkan IPNU putri menjadi Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama (IPPNU).
Dalam perjalanannya selanjutnya, IPPNU telah mengalami pasang surut organisasi dan melewati berbagai peristiwa nasional yang turut mewarnai perjalanan organisasi. Khususnya pada tahun 1985, ketika pemerintah mulai memberlakukan UU No. 08 tahun 1985 tentang organisasi masyarakat yang menyangkut organisasi pelajar. Saat itu organisasi pelajar yang diterima adalah hanya OSIS, sedangkan organisasi lain seperti IPNU-IPPNU, IRM dan lainnya tidak diperkenankan untuk memasuki lingkungan sekolah. Oleh karena itu, pada Kongres IPPNU IXX di Jombang tahun 1987, secara singkat telah mempersiapkan perubahan asas organisasi dan IPPNU yang kepanjangannya ‘Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama’ berubah menjadi ‘Ikatan Putri Putri Nahdlatul Ulama’.
Pada era reformasi setelah perubahan kebijakan, IPPNU ingin kembali pada basis semula karena kebijakan yang lalu dirasa mebelenggu langkah IPPNU yang seharusnya menjadi organisasi pelajar di kalangan Nahdlatul Ulama. Sehingga pada Kongress XII IPPNU di Makassar tanggal 22-25 Maret tahun 2000 mendeklarasikan bahwa IPPNU kembali ke basis pelajar dan penguatan wacana gender.
Namun, pengembalian ke basis pelajar saja masih dirasa masih kurang, sehingga pada Kongres ke XIII IPPNU di Surabaya tanggal 18-23 Juni 2003, IPPNU tidak hanya mendeklarasikan kembali ke basis pelajar tetapi juga kembali pada nama semula yakni ‘Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama’. Dengan perubahan akronim ini, IPPNU harus menunjukkan komitmennya untuk memberikan kontribusi pembangunan SDM generasi muda terutama di kalangan pelajar putri dan tidak terlibat pada kepentingan politis praktis yang bisa membelenggu gerak organisasi. Namun perlu juga dipahami bahwa istilah ‘pelajar’ lebih diartikan pada upaya pengayaan proses belajar yang menjadi semangat IPPNU dalam berinteraksi dan bersosial dengan mengedepankan intelektualisme.
Demikian Sejarah IPNU IPPNU