PENGERTIAN, PERSOALAN DAN ASAL MULA BERFIKIR FILSAFAT

MAKALAH

PENGERTIAN, PERSOALAN DAN ASAL MULA BERFIKIR FILSAFAT

Diajukan untuk memenuhi tugas

Mata Kuliah: Pengantar Filsafat

Dosen Pengampu:

Erlina Lc, M. Hum

Oleh:

Rudy Priyo Digjoyo                            (2021215508)

Mudhofar                                            (2021215517)

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI PEKALONGAN

2015

KATA PENGANTAR

        Alhamdulilah puji syukur kami haturkan ke hadirat Allah SWT, yang telah memberikan rahmat kepada kita semua, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan banyak tantangan dan hambatan. Dari kendala belum dapat Hak peminjaman Buku di Perpustakan STAIN PEKALONGAN dan kendala belum dapat terkoneksi internet di STAIN PEKALONGAN dikarenakan KTM (Kartu Tanda Mahasiswa) yang belum jadi, sehingga mahasiswa belum dapat memproses pembuatan Kartu Perpustakaan dan mendaftarkan diri sebagai pengguna Hotspot STAIN PEKALONGAN.

         Makalah ini dibuat sebagai tugas mata kuliah Pengantar Filsafat, yang diberikan kepada Kami pada Hari Rabu 2 September 2015. Makalah ini mengambil dari berbagai sumber, baik dari buku maupun browsing. Makalah ini membahas tentang Pengertian Filsafat, Persoalan Filsafat, dam Asal mula Berfikir Filsafati

        Penulis mengharap makalah ini dapat memberikan manfaat, walaupun dalam penulisannya terdapat banyak kekurangan karena keterbatasan ilmu pengetahuan yang dimiliki oleh penulis.

        Semoga makalah yang kecil dan sederhana ini bisa menyumbang pengetahuan di dalam dunia pendidikan, khususnya bagi mahasiswa sebagai calon pendidik.

                        Penulis

BAB I Pendahuluan

A. Latar Belakang Masalah

Filsafat adalah induk dari segala pengetahuan, sebab derivasi segala nalar pengetahuan berasal dari filsafat.  Oleh karena itu, ilmu ini dimaksudkan untuk meluaskan wawasan dan nuansa kerangka pikir para pengagum ilmu filsafat dalam segala aspek dan bidangnya.

Sebagai seorang mahasiswa yang menekuni ilmu kependidikan, tentu sangat menyadari pentingnya suatu dasar ilmu pengetahuan dan pengembangannya. Dalam mata kuliah Pegantar Filsafat inilah, kita akan belajar mengenai ilmu tersebut. Namun, kita perlu memahami dasar dari sebuah ilmu dahulu sebelum kia melangkah lebih jauh untuk mengetahui lebih lanjut tentang Filsafat

Dalam makalah ini, akan kita bahas mengenai dasar dasar ilmu filsafat seperti, pengertian filsafat, persoalan filsafat dan asal mula berfikir filsafati. Sehingga mahasiswa mampu memahami dasar terlebih dahulu, sebelum mengunjak ke materi yang lebih dalam lagi mengenai filsafat.

B. Rumusan Masalah

Dari latar belakang di atas, dapat diambil rumusan masalah yang akan menjadi sub topik pembahasan antara  lain:

  1. Apa pengertian filsafat secara etimologis dan terminologisnya?
  2. Apa pengertian filsafat berdasar watak dan
    fungsinya?
  3. Bagaimana ciri atau karakter berpikir filsafat?
  4. Bagaimana ciri persoalan filsafat?
  5. Bagaimana objek material dan formal filsafat?

C. Tujuan Penulisan

  • Mengetahui pengertian filsafat secara etimologis dan termilogisnya
  • Mengetahui pengertian filsafat berdasar watak dan fungsinya
  • Mengetahui ciri atau karakter berpikir filsafat
  • Mengetahui ciri persoalan filsafat
  • Mengetahui objek material dan formal filsafat

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Filsafat Secara Etimologis dan Terminologis

Pengertian Filsafat berdasarkan asal kata akan  menghasilkan pengertian yang berbeda beda dalam makna yang hakiki. Para Filsuf memberikan batasan filsafat pada umumnya berbeda satu sama lain. Masing masing mempunyai batasan  tersendiri tentang filsafat. Batasan filsafat dapat ditinjau dari dua segi yang secara etimologi dan secara terminologi

1. Etimologis

Secara etimologis filsafat berasal dari bahasa arab falsafah yang berasal dari bahasa yunani philosophia yang berarti philos = cinta, suka (loving) dan sophia = pengetahuan, hikmah (wisdom). Jadi philosophia berarti cinta kepada kebijaksanaan atau cinta kepada kebenaran. Orang yang cinta kepada pengetahuan dan kebenaran itu lazimnya disebut philosopher yang dalam bahasa arab disebut failasuf.[1]

Berdasarkan uraian tersebut, diatas dapat dipahami bahwa filsafat (philosophia) berarti cinta kebijaksanaan. Seorang Filsuf adalah pencari kebijaksanaan, ia adalah pecinta kebijaksanaan dalam arti hakikat.[2] Seorang Filsuf mencintai dan mencari kebijaksanaan dalam arti yang sedalam dalamnya.

2. Terminologis

Secara terminologis para Filsuf merumuskan pengertian filsafat sesuai dengan kecenderungan pemikiran kefilsafatan yang dimilikinya. Para filsuf telah merumuskan pengertian filsafat sebagai berikut:

a. Plato

Filsafat adalah pengetahuan yang berminat mencapai pengetahuan baru.

.b. Aristoteles

Filsafat adalah ilmu (pengetahuan) yang meliputi kebenaran yang terkandung di dalam ilmu ilmu metafisika, logika, retorika, etika, ekonomi, politik, estetika (filsafat keindahan).

c. Al Farabi

Filsafat adalah ilmu (pengetahuan) tentang alam maujud bagaimana hakikat sebenarnya.

d. Rene Descartes

Filsafat adalah kumpulan segala pengetahuan dimana Tuhan, alam dan manusia menjadi pokok penyelidikan.

e. Immanuel Kant

Filsafat adalah ilmu (pengetahuan) yang menjadi pokok pangakal dari segala pengetahuan, yang didalamnya tercakup masalah epistemologi (filsafat pengetahuan) yang menjawab persoalan apa yang harus kiata kerjakan? Masalah ketuhanan (keagamaan) yeng menjawab persoalan harapan kita dan masalah manusia.[3]

f. Sidi Gazalba

Filsafat adalah berfikir secara mendalam, sistematik, radikal dan universal dalam rangka mencari kebenaran, inti atau hakikat mengenai segala sesuatu yang ada.[4]

B. Pengertian Filsafat Berdasarkan Watak & Fungsi

Definisi-definisi filsafat apabila diklasifikasikan berdasarkan watak dan fungsinya dapat dijabarkan sebagai berikut:

  1. Arti Informal: Filsafat adalah
    kepercayaan manusia dalam menyikapi kehidupan dan alam sekitarnya yang biasanya
    diterima secara tidak kritis.
  2. Arti Formal: Filsafat adalah proses
    pemikiran kritis terhadap kepercayaan dan sikap yang sangat dijunjung tinggi
    oleh seorang manusia.
  3.  Arti Spekulatif: Filsafat
    adalah usaha untuk mendapatkan gambaran keseluruhan, yaitu berusaha untuk
    mengkombinasikan hasil dari berbagai macam ilmu pengetahuan dan pengalaman
    manusia agar terbentuk suatu pandangan yang konsisten tentang alam.
  4. Filsafat adalah analisis logis dari
    bahasa serta penjelasan dari suatu konsep atau arti kata tertentu.
  5. Filsafat adalah sekumpulan masalah
    yang dirasakan dan diperhatikan langsung oleh manusia sehingga mendorong para ahli
    filsafat untuk mencarikan jawaban atas permasalahan tersebut.[5]

C. Ciri atau Karakter Berfikir Filsafat

Pemikiran kefilsafatan memiliki ciri ciri khas (karakter) tertentu, sebagian besar filsuf berbeda pendapat mengenai karakteristik pemikiran kefilsafatan. Apabila perbedaan pendapat tersebut dipahami secara teliti dan mendalam, maka karakteristik pemikiran kefilsafatan tersebut terdiri dari : Integralistik (menyeluruh), Fundamental (mendasar), Spekulatif, dan Koheren (Logis)

1.Integralistik (menyeluruh)

Artinya pemikiran yang luas, pemikiran yang meliputi beberapa sudut pandangan. Pemikiran kefisafatan meliputi beberapa cabang ilmu, dan pemikiran semacam ini ingin mengetahui hubungan antara cabang ilmu satu dengan yang lainnya. Integralitas pemikiran kefilsafatan juga memikirkan hubungan ilmu dengan moral, seni, dan pandangan hidup.

2. Fundamental (Mendasar)

Artinya pemikiran mendalam sampai kepada hasil yang fundamental (keluar dari gejala). Hasil pemikiran tersebut dapat dijadikan dasar berpijak segenap nilai  dan masalah masalah keilmuan (science).

4. Spekulatif

Artinya hasil pemikiran yang diperoleh dijadikan dasar bagi pemikiran pemikiran selanjutnya dan hasil pemikirannya selalu dimaksudkan sebagai medan  garapan (obyek) yang baru pula. Keadaan ini senantiasa bertambah dan berkembang meskipun demikian bukan berarti hasil pemikiran kefilsafatan itu meragukan, karena tidak pernah selesai seperti ilmu ilmu diluar filsafat.

5. Koheren (Logis)

Koheren atau logis: bagan konsepsional harus bersifat logis. Kesimpulan harus diperoleh dari premis-premis yang mendahuluinya. Premis-premis itu harus diuji kebenarannya. Jadi, antara satu kalimat dan kalimat lain harus ada hubungan logis. Dalam rangkaian tersebut, bagian satu harus terkandung pada bagian lainnya.

Contoh:  Semua mahasiswa STAIN beragama islam (premis mayor)

Mandra seorang mahasiswa STAIN (premis minor)

Jadi Mandra beragama islam (konklusi)

            Kesimpulan itu benar jika diambil dari premis-premis yang benar. Jika salah satu premis atau semuanya salah maka akan menghasilkan kesimpulan yang salah.

D. Ciri Persoalan Filsafat

Ciri persoalan filsafat antara lain:

1. Tidak menyangkut fakta.

Pertanyaan kefilsafatan tidak merupakan pertanyaan tentang hal hal yang bersifat faktual.

2. Menyangkut keputusan – keputusan tentang nilai.

Pertanyaan pertanyaan atau persoalan filsafat merupakan pertanyaan pertanyaan yang berhubungan dengan keputusan keputusan tentang nilai nilai. Dalam kaitan ini dapat dirumuskan bahwa filsafat bukanlah memikirkan tentang fakta fakta, akan tetapi suatu aktivitas untuk mencapai kebijaksanaan.

3. Pertanyaan filsafat bersifat kritis.

Salah satu tugas utama filsuf adalah mengkaji dan menilai asumsi asumsi dan menentukan batas batas aplikasinya. Dengan demikian untuk sebagian filsafat merupakan suatu kegiatan terhadap konsep konsep dan makna makna yang dalamsuatu segi tertentu biasa diterima secara tanpa koreksi lebih lanjut.

4. Pernyataan kefilsafatan bersifat spekulatif.

Pertanyaan pertanyaan kefilsafatan melampaui batas batas pengetahuan yang telah mapan. Para filsuf berusaha untuk menduga kemungkinan kemungkinan yang akan terjadi yang berada di luar pengetahuan saat ini.

5. Pertanyaan kefilsafatan bersifat sinoptik atau holistik.

Dengan pertanyaan seperti ini berarti  filsafat memandang suatu masalah secara integral. Pemikiran kefilsafatan berusaha menyatupadukan dan menggeneralisasi segi segi dari benda benda atau hal hal tertentu

E. Objek Material dan Formal Filsafat

Kegiatan berfilsafat bermula dari rasa heran, kesangsian, kesadaran akan keterbatasan. Misalnya siapakah saya? Apakah kematian itu? Apakah yang saya lihat dengan indera saya adalah sebuah hal yang begitu adanya? Apakah tsunami itu? dsb. Berfilsafat mempunyai objek yang bermacam-macam oleh karena itu objek filsafat dapat dibedakan menjadi dua yaitu, objek material dan objek fomal. Objek material adalah apa yang menjadi sasaran pemikiran. Atau menurut I. R. Poedjawijatna objek material adalah bahan atau lapangan penyelidikan. Sedangkan objek formal adalah sudut pandang (point of view) dalam menyelidiki, membahas atau menyoroti sesuatu. Sebagaimana psikologi, antropologi dan sosiologi mempunyai objek material yang sama yaitu manusia namun objek formalnya berbeda-beda. Psikologi menyoroti manusia dari segi kejiwaan, antropologi menyoroti manusia dari segi budaya dan sosiologi menyoroti manusia dari segi sosial.

1. Objek Material

Objek material filsafat adalah segala sesuatu yang ada dan mungkin ada. Baik ada dalam kenyataan maupun yang hanya masih dalam pikiran. Sedangkan objek formal filsafat adalah mencari keterangan sedalam-dalamnya. Filsafat tidak menyelidiki dari susunannya saja melainkan juga totalitas benda itu serta mengupas esensi, hakikat dan inti terdalam. Ilmu-ilmu lain membatasi diri pada pengalaman empiris, sebaliknya filsafat berusaha mencari keterangan-keterangan tentang inti dan hakikat segala sesuatu.

2. Objek Formal

Objek formal filsafat adalah penyelidikan yang mendalam atau ingin mengetahui bagian dalamnya. Kata mendalam artinya ingin tahu tentang objek yang tidak empiris. Objek ini hanya dimiliki oleh filsafat saja. Sains tidak mempunyai objek forma. Karena objek sains hanya terbatas pada sesuatu yang bisa diselidiki secara ilmiah saja, dan jika tidak dapat diselidiki maka akan terhenti sampai disitu. Tetapi filsafat tidaklah demikian, filsafat akan terus bekerja hingga permasalahannya dapat ditemukan sampai akar-akarnya

BAB III Penutup

A. Kesimpulan

Dari rumusan masalah yang telah kita sertakan pada pendahuluan, dapat kita ambil kesimpulan sebagai berikut

1. Apa pengertian filsafat secara etimologis dan terminologisnya?

Secara etimologis filsafat berasal  dari bahasa arab falsafah yang berasal dari bahasa yunani philosophia yang berarti philos = cinta, suka (loving) dan sophia = pengetahuan, hikmah (wisdom). Jadi philosophia berarti cinta kepada kebijaksanaan atau cinta kepada kebenaran

Secara terminologis filsafat menurut Sidi Gazalba adalah berfikir secara mendalam, sistematik, radikal dan universal dalam rangka mencari kebenaran, inti atau hakikat mengenai segala sesuatu yang ada.

2. Apa pengertian filsafat berdasar watak dan fungsinya?

Pengertian filsafat apabila diklasifikasikan berdasarkan watak dan fungsinya dapat dijabarkan melalui:

  1. Arti Informal: Filsafat adalah
    kepercayaan manusia dalam menyikapi kehidupan dan alam sekitarnya
  2. Arti Formal: Filsafat adalah proses
    pemikiran kritis terhadap kepercayaan dan sikap yang sangat dijunjung tinggi
    oleh seorang manusia.
  3.  Arti Spekulatif: Filsafat
    adalah usaha untuk mendapatkan gambaran keseluruhan
  4. Filsafat adalah analisis logis dari
    bahasa
  5. Filsafat adalah sekumpulan masalah
    yang dirasakan dan diperhatikan langsung oleh manusia.

3. Bagaimana ciri atau karakter berpikir filsafat?

Ciri atau karakter berpikir filasafat adalah:

  1. Integralistik (menyeluruh)
  2. Fundamental (mendasar)
  3. Spekulatif
  4. Koheren
    (Logis)

4. Bagaimana ciri persoalan filsafat?

  1. Tidak menyangkut fakta.
  2. Menyangkut keputusan – keputusan tentang nilai.
  3. Pertanyaan filsafat bersifat kritis.
  4. Pernyataan kefilsafatan bersifat spekulatif.
  5. Pertanyaan kefilsafatan bersifat sinoptik atau
    wholistik.

5. Bagaimana objek material dan formal filsafat?

a. Objek material filsafat adalah segala sesuatu yang ada dan mungkin ada

b. Objek formal filsafat adalah penyelidikan yang mendalam atau ingin mengetahui bagian dalamnya.

B. Saran

            Dalam penulisan makalah ini, penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan disana sini yang mungkin belum mampu kami perbaiki. Penulis mengharap masukan positif dan membangun dari para pembaca, agar kami mampu untuk berkembang bersama pembaca menuju hasil yang lebih baik lagi.

            Demikian apa yang mampu kami sajikan dalam makalah kami ini. Penulis berharap apa yang kami sajikan dalam makalah ini bermanfaat bagi para pembaca terutama para pembaca yang ingin mengetahui hal hal mengenai dasar dasar filsafat.

Daftar Pustaka

http://www.desabombana.com/2014/07/ciri-ciri-berpikir-kefilsafatan.html diakses pada 7 September 2015. 20.30

http://lipoihsan.blogspot.com/2014/11/filsafat-ilmu-pengertian-ciri-ciri.html diakses pada 5 September 2015. 07.02

http://el-hakim22.blogspot.com/2011/07/pengertian-filsafat.html diakses pada 5 September 2015. 07.15

http://www.massofa.files.wordpress.com diakses pada 6 September 2015. 07.00

Mustofa, Ahmad.1997. Filsafat Islam. Bandung: Pustaka Setia

Nata, Abudin.2005. Filsafat Pendidikan Islam. Jakarta : Gaya Media

Rizal , Mustansyir dan Misnal , Munir.2011. Filsafat Ilmu. Yogyakarta : Pustaka Pelajar

Sudarsono. 2008. Ilmu Filsafat:Suatu Pengantar. Jakarta: Rineka Cipta

Suhartono, Suparlan. . 2007. Dasar Dasar Filsafat. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media


[1] Abuddin Nata, Filsafat Pendidikan Islam (Jakarta: Gaya Media Pratama, 2005) hlm. 1

[2]Sudarsono, Ilmu Filsafat : Suatu Pengatar (Jakarta: Rineka Putra,2008) hlm. 11

[3] Sudarsono, op.cit., hlm 11-12

[4]  Abuddin Nata, op.cit hal 3

[5] Mustansyir Rizal dan Munir Misnal, Filsafat Ilmu. Yogyakarta : Pustaka Pelajar 2011

Tinggalkan Komentar