Macam-Macam Mashdar
Mashdar “الْمَصْدَر” terbagi menjadi dua bagian:
- Mashdar untuk fi’il tsulatsi mujarrad (kata kerja tiga huruf dasar),
:نحو
سَيْرٌ
(Perjalanan)
هِدَايَةٌ
(Petunjuk)
- Mashdar untuk fiil yang lebih dari tiga huruf,
:نحو
إِكْرَامٌ
(pemuliaan)
امْتِنَاعٌ
(penolakan)
تَدَحْرُجٌ
(berguling)
Mashdar juga terbagi menjadi dua jenis:
- Mashdar Ghairu Mimi (tidak menggunakan huruf م),
:نحو
الْحَيَاةُ
(kehidupan)
الْمَوْتُ
(kematian)
- Mashdar Mimi (menggunakan huruf م),
نحو
الْمَحْيَا
(kehidupan)
الْمَمَاتُ
(kematian)
Masdar Fi’il Tsulatsi “مصدر الفعل الثلاثي” (Kata Dasar untuk Kata Kerja Tiga Huruf)
Mashdar untuk fiil tsulatsiy memiliki banyak wazan (pola), seperti:
Mashdar | Wazan | Arti Mashdar |
نَصْرٌ | فَعْلٌ | Pertolongan |
عِلْمٌ | فِعْلٌ | Pengetahuan |
شُغْلٌ | فُعْلٌ | Kesibukan |
رَحْمَةٌ | فَعْلَةٌ | Kasih sayang |
نِشْدَةٌ | فِعْلَةٌ | Pencarian |
قُدْوَةٌ | فَعْلَةٌ | Teladan |
دَعْوَى | فَعْلَى | Ajakan/Seruan |
ذِكْرَى | فِعْلَي | Peringatan |
بُشْرَى | فُعْلَى | Kabar gembira |
لَيَّانٌ | فَعَّالٌ | Kelunakan |
حِرْمَانٌ | فِعْلَانٌ | Keterhalangan |
غُفْرَانٌ | فُعْلَانٌ | Ampunan |
خَفَقَانٌ | فَعَلَانٌ | Debaran |
طَلَبٌ | فَعَلٌ | Penuntutan |
خَنِقٌ | فَعِلٌ | Tersedak |
صِغَرٌ | فِعَلٌ | Kecil |
هُدًى | فُعَلٌ | Petunjuk |
غَلَبَةٌ | فَعَلَةٌ | Dominasi/Kemenangan |
سَرِقَةٌ | فَعِلَةٌ | Pencurian |
ذَهَابٌ | فَعَالٌ | Kepergian |
إِيَابٌ | فِعَالٌ | Kembali |
سُعَالٌ | فُعَالٌ | Batuk |
زَهَادَةٌ | فَعَالَةٌ | Kesungguhan |
دِرَايَةٌ | فِعَالَةٌ | Pengetahuan |
بُغَايَةٌ | فُعَالَةٌ | Tujuan |
كَرَاهِيَةٌ | فَعَالِيَةُ | Kebencian |
دُخُوْلٌ | فُعُوْلٌ | Masuk |
قَبُوْلٌ | فَعُوْلٌ | Terima |
صُهُوْبَةٌ | فُعُوْلَةٌ | Kemerahan |
صَهِيْلٌ | فَعِيْلٌ | Ringkikan (kuda) |
سُؤْدَدٌ | فُعْلَلٌ | Kemuliaan |
جَبَرُوْتٌ | فَعَلُوْتٌ | kekuasaan |
صَيْرُوْرَةٌ | فَعْلُوْلَةٌ | Kejadian |
شَبِيْبَةٌ | فَعِيْلَةٌ | Muda |
تَهْلُكَةٌ | تَفْعُلَةٌ | Kehancuran |
مَدْخَلٌ | مَفْعَلٌ | Masuk |
مَرْجِعٌ | مَفْعِلٌ | Kepulangan |
مَسْعَاةٌ | مَفْعَلَةٌ | Usaha |
مَحْمِدٌ | مَفْعِلٌ | Pujian |
مَحْمِدَةٌ | مَفْعِلَةٌ | Pujian |
* (“مَحْمِدٌ” dan “مَحْمِدَةٌ” dikatakan pula memliki wazan lain yaitu: “مَحْمَدٌ” dan “مَحْمَدَةٌ”).
Wazan fa’l (فَعْل) adalah mashdar asli untuk fi’il tsulatsi mujarrad, tetapi banyak masdar yang dirubah/berbeda dari wazan ini, meskipun kebanyakan tetap pada wazan fa’l.
Buktinya, ketika merujuk pada mashdar al-marrah atau mashdar an-nau’, orang Arab kembali ke wazan fa’l dan tidak mengambil dari bentuk mashdar fi’il-nya. Namun, mereka membaca kasrah huruf awal mashdar an-nau’ untuk membedakannya dari mashdar al-marrah.
Contoh:
مصدر النوع | مصدر المرة | مصدر |
دِخْلَةٌ | دَخْلَةٌ | دُخُوْلٌ |
قِيْمَةٌ | قَوْمَةٌ | قِيَامٌ |
سِعْلَةٌ | سَعْلَةٌ | سُعَالٌ |
Masdar Tsulatsi Qiyasi “مصدر الثلاثي القياسي” (Masdar Tiga Huruf yang Memiliki Pola Baku)
Sebagian besar masdar di atas bersifat samā’i (berdasarkan pendengaran/konvensi bahasa). Namun, yang bisa dijadikan qiyas (pola baku) hanyalah mashdar dengan wazan berikut:
- فَعْلٌ
- فَعَلٌ
- فُعُوْلٌ
- فِعَالٌ
- فَعْلَانٌ
- فُعَالٌ
- فَعِيْلٌ
- فَعُوْلَةٌ
- فَعَالَةٌ
- فِعَالَةٌ
(Yang dimaksud dengan qiyas di sini adalah jika ada fiil yang tidak diketahui mashdarnya, maka diambil berdasarkan wazan ini. Namun, jika sudah ada mashdar samā’i yang berbeda dari qiyas, maka tidak boleh diubah. Terkadang satu fi’il memiliki lebih dari satu masdar, ada yang qiyasi dan ada yang samā’i. Al-Farra’ memperbolehkan penggunaan qiyas meskipun sudah ada masdar samā’i.)
Untuk fiil yang menunjukkan penolakan, mashdarnya biasanya berbentuk “fiʿāl” (فِعال), contoh:
(أبى) → (إبَاءً)
(menolak)
(نَفَرَ) → (نِفَاراً)
(lari)
(شَرَدَ) → (شِرَاداً)
(minggat/kabur)
(جَمَحَ) → (جِمَاحًا)
(meninggalkan)
(أَبَقَ) → (إِبَاقًا)
(melarikan diri)
Untuk fiil yang menunjukkan gerakan, kekacauan atau bolak-balik, mashdar-nya berbentuk “faʿlān” (فَعْلَان), contoh:
(طافَ) → (طَوْفَاناً)
(berkeliling)
(جَالَ) → (جَوْلَانًا)
(berkeliling)
(غَلى) → (غَلْيَاناً)
(mendidih)
Untuk kata kerja yang berkaitan dengan penyakit, mashdarnya berbentuk “fuʿāl” (فُعال), contoh:
(سَعَلَ) → (سُعالاً)
(batuk)
(زَحَرَ) → (زُحَارًا)
(merintih/mengerang/disentri)
(دارَ رأسُهُ) → (دُواراً)
(pusing)
Untuk fiil yang menggambarkan suara, mashdar-nya berbentuk “fuʿāl” atau “faʿīl”:
Contoh mashdar berbentuk “فُعَالٌ”:
بغَمت الظبيةُ بُغَامًا
(rusa bersuara dengan suara rusa)
ضَبَحَتِ الْخَيْلُ ضُبَاحًا
(kuda meringkik dengan ringkikan)
Contoh mashdar berbentuk “فَعِيْلٌ”:
صَهيلاً صهَلَ الفرسُ
(kuda meringkik dengan ringkikan)
صَخَدَ الصُّرَدُ صَخِيْدًا
(burung Shurad bersuara dengan cuitan Shurad)
Beberapa fiil memiliki dua bentuk mashdar, seperti:
(نَعَبَ الغُرابُ) → (نُعاباً) atau (نَعِيْباً)
(gagak bersuara)
(أزَّت القِدْرُ) → (أُزَازًا) atau (أَزِيْزًا)
(Panci berdesis)
(صَرخَ) → (صُراخاً) atau (صَرِيْخاً)
(dia berteriak)
(نعَقَ الرَّاعي بغنمهِ) → (نُعاقاً) atau (نَعيقاً)
(penggembala memanggil kambingnya dengan suara memanggil kambing)
Untuk fiil yang menunjukkan perjalanan, mashdar-nya mengikuti pola “faʿīl” (فَعيل), contoh:
(رَحلَ) → (رَحيلاً)
(berangkat)
(ذّملَ البعيرُ) → (ذَميلاً)
(unta berlari kecil)
Untuk fiil terkait keterampilan atau profesi, mashdar-nya mengikuti pola “fiʿālah” (فِعالة), contoh:
(حاكَ) → (حِياكةً)
(menenun)
(زَرَعَ) → (زِراعةً)
(bercocok tanam)
(خَاطَ) → (خِياطةً)
(menjahit)
(تَجرَ) → (تِجارةً)
(berdagang)
(أمَرَ) → (إمارةً)
(memerintah)
(سَفَرَ بين القوم) → (سِفارَةً)
(ia menjadi perantara antar kaum)
Jika fiil tidak termasuk kategori di atas, masdar-nya biasanya mengikuti salah satu wazan berikut:
“faʿl” (فَعْل) untuk fiil tsulatsiy muta’addi, contoh:
(نصرَ) → (نصراً)
(ia menolong)
(قالَ) → (قولاً)
(ia berkata)
(غزا) → (غزْواً)
(ia menyerbu)
“faʿl” (فَعْل) juga berlaku untuk fiil lazim dari pola faʿila (فَعِلَ) (dengan kasrah di ‘ain fiil-nya), contoh:
(فَرِحَ) → (فَرحاً)
(ia bergembira)
(شَلَّتْ يَدُه) → (شَلَلاً)
(tangannya lumpuh)
“fuʿūl” (فُعول) untuk fiil lazim dari pola faʿala (فَعَلَ) (dengan fathah di huruf tengah), contoh:
(جلَسَ) → (جُلوساً)
(duduk)
(قَعَدَ) → (قُعُوْدًا)
(duduk)
(سما) → (سُمُوًّا)
(naik)
(نَمَا) → (نُموًّا)
(tumbuh)
Pengecualian: fiil yang menunjukkan penolakan, gerakan, penyakit, suara, perjalanan, atau profesi mengikuti pola masdar yang telah dijelaskan sebelumnya.
“fuʿūlah” (فُعُولة) dan “faʿālah” (فَعالة) adalah mashdar untuk fiil madli dari wazan faʿula (فَعُلَ) (dengan dhammah di huruf tengah), contoh:
(سَهُلَ) → (سُهولةً)
(mudah)
(صَعُبَ) → (صُعوبةً)
(sulit)
(عَذُبَ) → (عُذوبةً)
(manis)
(مَلُحَ) → (ملوحةً)
(asin)
contoh untuk ‘فَعَالَة’:
(فَصُحَ) → (فَصاحةً)
(fasih)
(ضَخُمَ) → (ضخامةً)
(besar)
(جَزُلَ) → (جَزالةً)
(berlimpah)
(ظَرُفَ) → (ظرافةً)
(jenaka)
Contoh-contoh di atas dalah contoh mashdar qiyasiy. Sedangkan mashdar yang tidak mengikuti wazan di atas dan harus dihafal karena termasuk dalam sama’iy, contoh:
(سَخِطَ) → (سُخْطاً)
(marah)
(رَضِيَ) → (رِضاً)
(ridla)
(ذَهبَ) → (ذَهاباً)
(pergi)
(شَكرَ) → (شُكراناً)
(berterima kasih)
(عظمَ) → (عَظمةً)
(agung)
(حَزِنَ) → (حُزناً)
(sedih)
(جَحدَ) → (جُحوداً)
(menyangkal)
(رَكِبَ) → (رُكوباً)
(berkendara)
Mashdar untuk Fiil Lebih dari Tiga Huruf “مصدر الفعل فوق الثلاثي”
Jika fiil melebihi tiga huruf, maka sumbernya (mashdar) bersifat qiyasi (beraturan) dan mengikuti satu wazan tertentu. Di antara mashdar qiyasi adalah masdar marrah dan naw’, serta masdar mimi, baik untuk fiil tsulatsiy maupun lebih.
Aturan Mashdar untuk Fiil di Atas Tiga Huruf
Setiap fiil yang melebihi tiga huruf dan tidak diawali dengan tambahan huruf ta’, maka masdarnya dibentuk dengan menyesuaikan bentuk pastinya (fi’il madhi), dengan membaca kasrah huruf pertama dan menambahkan alif sebelum huruf terakhir.
Jika fiil terdiri dari empat huruf, hanya huruf pertamanya yang dikasrahkan, contoh:
أَكْرَمَ → إِكْرَامًا
زَلْزَلَ → زِلْزَالًا
Jika fiil terdiri dari lima atau enam huruf, huruf ketiganya juga dikasrahkan mengikuti huruf pertama, contoh:
اِنْطَلَقَ → اِنْطِلَاقًا
اِحْرَنْجَمَ → اِحْرِنْجَامًا
اِسْتَغْفَرَ → اِسْتِغْفَارًا
اِطْمَأَنَّ → اِطْمِئْنَانًا
Namun, jika fiil diawali dengan tambahan huruf ta’ zaidah, maka mashdar-nya dibentuk dengan fiil madlinya serta mendhammahkan huruf keempat, contoh:
تَكَلَّمَ → تَكَلُّمًا
تَسَاقَطَ → تَسَاقُطًا
تَزَلْزَلَ → تَزَلْزُلًا
Kecuali jika huruf terakhirnya adalah alif, maka alif tersebut harus diubah menjadi ya’ dan huruf sebelumnya dikasrahkan, contoh:
تَوَانَى → تَوَانِيًا
تَلَقَّى → تَلَقِّيًا
Ada beberapa penyimpangan/syadz dalam pembentukan mashdar, seperti:
- “Taf’īl” (تَفْعِيْلٌ) sebagai mashdar dari “fa”ala” (فعّل).
- “Mufā’alah”(مُفَاعَلَةٌ) sebagai mashdar dari “fā’ala” (فاعل).
- “Fa’lalah” (فَعْلَلَةٌ) sebagai mashdar dari “fa’lala” (فعلل) dan kata-kata sejenis dalam wazannya.
Penjelasan lebih rinci mengenai hal ini akan datang kemudian.