Perkembangan Bayi Masa Prenatal Kurang Diperhatikan tapi Menentukan

Prenatal adalah masa sebelum lahir yakni periode awal perkembangan manusia yang dimulai sejak konsepsi, yakni ketika ovum wanita dibuahi sperma laki-laki sampai dengan waktu kelahiran seorang individu. Masa ini pada umumnya berlangsung selama 9 bulan kalender atau sekitar 280 hari sebelum lahir. Dilihat dari segi waktunya, periode prenatal ini merupakan periode perkembangan manusia yang paling singkat, tetapi justru pada periode inilah dipandang terjadi perkembangan sangat cepat dalam diri individu.

Masa Prenatal

Periode prenatal atau masa sebelum lahir adalah periode awal perkembangan manusia yang dimulai sejak konsepsi, yakni ketika ovum wanita dibuahi sperma laki-laki sampai dengan waktu kelahiran seorang individu. Masa ini pada umumnya berlangsung selama 9 bulan kalender atau sekitar 280 hari sebelum lahir. Dilihat dari segi waktunya, periode prenatal ini merupakan periode perkembangan manusia yang paling singkat, tetapi justru pada periode inilah dipandang terjadi perkembangan sangat cepat dalam diri individu.

Pada masa awal-awal penelitian ilmiah tentang perkembangan anak yang dilakukan oleh para ahli psikologi (Barat), perkembangan individu pada masa prenatal ini kurang mendapat perhatian, bahkan cenderung diabaikan. Pada masa awal-awal ini penelitian-penelitian yang dilakukan oleh sebagian besar ahli psikologi (Barat) cenderung dimulai dari periode bayi yang baru lahir dan mengabaikan periode pralahir. Hal ini adalah karena mereka menganggap bahwa perkembangan hidup individu dalam rahim ibu sifatnya perkembangan fisik, dan karenanya hanya memberi sedikit sumbangan bagi pemahaman psikologis tentang perkembangan.

Kemudian baru pada pertengahan tahun 1940 muncul kesadaran bahwa mengetahui segala kejadian pada masa prenatal sangat penting untuk dapat memahami secara utuh pola perkembangan yang normal. Bahkan belakangan ini penelitian ilmiah telah menunjukkan fakta bahwa terdapat sejumlah pola perkembangan penting yang terjadi pada periode prenatal. Karena itu, prenatal ini bukan saja merupakan periode khusus dalam rentang hidup manusia, tetapi juga merupakan periode yang sangat menentukan.

Jauh sebelum adanya perhatian dan pengakuan dari kalangan psikolog barat terhadap perkembangan individu pada masa prenatal ini, psikolog timur, terutama psikolog Islam telah lebih dulu menempatkan masa prenatal ini sebagai periode awal perkembangan individu. Beberapa ayat al-Qur’an dan Hadits Nabi SAW yang menjadi landasan utama bagi psikologi Islam, telah memberikan sejumlah informasi tentang telah dimulainya kehidupan manusia sejak janin berada dalam kandungan ibunya. Dalam sejumlah ayat al-Qur’an dan Hadits Nabi secara tidak langsung juga telah disebutkan  bahwa selama periode prenatal ini individu tidak hanya mengalami perkembangan fisik melainkan juga mengalami perkembangan psikologis.

Dewasa ini, para ahli psikologi perkembangan meyakini bahwa kehidupan manusia berawal dari pertemuan sel sperma laki-laki dan sel telur wanita. Pada saat itu, sel sperma pria bergabung dengan sel telur wanita (ovum) dan menghasilkan satu bentuk sel yang telah terbuahi, yang disebut zigot (zygote), yang dalam psikologi Islam disebut nuthfah, yaitu air mani (sperma) yang keluar dari sulbi (tulang belakang) laki-laki lalu bersarang di rahim perempuan.[1]

Tahap-Tahap

Perkembangan prenatal dibagi dalam tiga tahapan : germinal, embrionik, dan fetal. Tahap germinal dimulai dari pembuahan, saat sel sperma laki-laki menyatu dengan ovum perempuan. Telur satu sel yang telah dibuahi oleh sperma disebut Zigot. Zigot kemudian mulai membelah diri, dan dalam 10 sampai 14 hari telah menjadi sekumpulan sel yang melekatkan diri di dinding rahim. Bagian luar sel ini akan membentuk bagian dari plasenta dan tali pusat, sedangkan bagian dalam menjadi Embrio. Plasenta dihubungkan dengan Embrio oleh tali pusat, yang berfungsi sebagai penghubung antara embrio yang sedang tumbuh dengan makanan yang bersal dari sang ibu. Tali pusat meungkinkan zat gizi untuk masuk dan kotoran dikeluarkan dan sekaligus menyaring zat-zat berbahaya.

Setelah pelekatan selesai, sekitar dua minggu setelah pembuahan tahap Embrionik dimulai, langsung sampai mingggu kedelapan setelah konsepsi dimana pada suatu masa embrio panjangnya hanya setengah inci. Selama minggu keempat hingga kedelapan, hormon tetosteron dikeluarkan oleh testis (yang masih terbentuk sempurna) oleh embrio yang secara genetik laki-laki, tanpa hormon ini, embrio akan terbentuk secara anatomis menjadi perempuan. Setelah minggu kedelapan, tahap fetal, mulai menampakan perkembangan organ dan sistem yang selama tahap embrionik masih dalam tahap tidak sempurna. Walaupun dahulu orang berfikir bahwa trimester terakhir adalah waktu yang paling penting untuk pertumbuhan sistem saraf, kita sekarang memahami bahwa kejadian penting dalam perkembangan saraf berlangsung sepanjang perkembangan manusia saat masih berbentuk Fetus.

Tahap germinal yang sering juga disebut periode zigot, ovum atau periode nuthfah, adalah periode awal kejadian manusia. Periode germinal ini berlangsung kira-kira 2 minggu pertama dari kehidupan, yakni sejak terjadinya pertemuan antara sel sperma laki-laki dan sel telur perempuan, yang dinamakan dengan pembuahan (fertilization). Saat itu sel sperma pria bergabung dengan sel telur wanita (ovum) dan menghasilkan satu bentuk sel baru, yang disebut zigot. Zigot ini kemudian membelah-belah menjadi sel-sel yang berbentuk bulatan-bulatan kecil yang disebut blastokis. Setelah sekitar 3 hari, blastokis mengandung sekitar 60 sel. Tetapi, karena jumlahnya semakin banyak, maka sel-sel ini semakin mengecil, sebab blastokis tidak Mungkin lebih besar dari zigotnya yang asli. Pada saat terjadinya pembelahan, blastokis mengapung dan berproses di sepanjang tuba falopi.

            Blastokis, yang berisi cairan, dengan cepat mengalami sejumlah perubahan penting. Blastokis ini juga dibedakan atas tiga lapisan, yaitu lapisan atas (ectoderm), lapisan tengah (mesoderm), dan lapisan bawah (endoderm). Dari ectoderm berkembang rambut, gigi, dan kuku; kulit lapisan luar (kulit ari) dan kelenjar-kelenjar kulit; panca indera dan sitem saraf. Dari mesoderm atau lapisan tengah berkembang otot, tulang atau rangka, sistem pembuangan kotoran dan sistem peredaran darah, serta kulit lapisan dalam. Sementara itu, endoderm atau lapisan bawah menjadi sistem pencernaan, hati, pankreas, kelenjar ludah, dan sistem pernafasan. Dalam watu singkat plasenta, tali pusat, dan kantong amniotik juga akan terbentuk dari sel-sel blastokis.

Kemudian perkembangan embrio dijelaskan sebagai berikut:

  1. Minggu 4-5: Embrio masih berukuran sebesar kacang. Namun hati yang baru terbentuk mulai berdetak, lengan serta kaki mulai tumbuh dibagian samping tubuh.
  2. Minggu 6-7: Embrio berukuran 8 mm dan tunas lengan serta kaki mulai terlihat seperti lengan dan kaki yang utuh, dan hati yang berdetak mulali terlihat melalui scan ultrasound
  3. Minggu 8-9: bayi yang belum lahit disebut fetus dan berukuran 2 cm(0,8 inci) jempol dan jari-jari lin mulai terbentuk. Organ penting lainnya seperti otak, jantung, paru-paru, lambung mulai berkembang secara cepat.
  4. Miinggu 10-14: fetus / janin berukuran 7 cm(2,75 inci) dan pembentukan semua organ telah komplit. Pada minggu ke 12 bayi mulai terbentuk secara utuh  dan mulai tumbuh kembang dan besar
  5. Minggu 12- 22: janin teah berukuran cukup besar sehingga gerakanya mulai dapat dirasakan oleh ibu. Seorang ibu yang sebelumnya sudah pernahmelahirkan akan mampu merasakan serta mengidentifikasi gerakan dan denyutan bayi lebih awal. Pada minggu ke 22, selaput pelindung berminyak dan berwarna putih yang dinamakan  vernix caseosa  mulai terbentuk dan janin dilapisi oleh bulu halus yang bernama Lanugo.
  6. Minggu 23-30: janin diselimuti vernix caseosa  dan bulu Lanugo biasanya telah menghilang. Dari minggu 28, janin sudah mampu bergerak. Jika lahir pada saat itu juga , ada kemungkinan janin dapat bertahan hidup. Pada tahap ini janin mulai mampu merespon terhadap bunyi-bunyi yang keras, dan ibu pun mampu merasakan respon janin tersebut.
  7. Minggu 31-40: janin mulai menggemuk dan menjadi sintal. Vernix  dan Lanugo  menghilang dan janin berada dalam posisi kepala dibawah, siap untuk lahir. Jika kepala bayi mulai bergerak menuju pinggul, maka posisinya sudah tepat.[2]

            Setelah beberapa hari kira-kira seminggu setelah konsepsi blastokis menempel di dinding rahim. Blastokis yang telah tertanam secara penuh di dinding rahim inilah yang disebut embrio, dan peristiwa ini sekaligus menandakan akhir dari tahap germinal dan permulaan tahap embrio.

  1. Tahap germinal (germinal stage).

Tahap germinal yang sering juga disebut periode zigot, ovum atau periode nuthfah, adalah periode awal kejadian manusia. Periode germinal ini berlangsung kira-kira 2 minggu pertama dari kehidupan, yakni sejak terjadinya pertemuan antara sel sperma laki-laki dan sel telur perempuan, yang dinamakan dengan pembuahan (fertilization). Saat itu sel sperma pria bergabung dengan sel telur wanita (ovum) dan menghasilkan satu bentuk sel baru, yang disebut zigot. Zigot ini kemudian membelah-belah menjadi sel-sel yang berbentuk bulatan-bulatan kecil yang disebut blastokis. Setelah sekitar 3 hari, blastokis mengandung sekitar 60 sel. Tetapi, karena jumlahnya semakin banyak, maka sel-sel ini semakin mengecil, sebab blastokis tidak mungkin lebih besar dari zigotnya yang asli. Pada saat terjadinya pembelahan, blastokis mengapung dan berproses di sepanjang tuba falopi.

Blastokis, yang berisi cairan, dengan cepat mengalami sejumlah perubahan penting. Blastokis ini juga dibedakan atas tiga lapisan, yaitu lapisan atas (ectoderm), lapisan tengah (mesoderm), dan lapisan bawah (endoderm). Dari ectoderm berkembang rambut, gigi, dan kuku; kulit lapisan luar (kulit ari) dan kelenjar-kelenjar kulit; panca indera dan sitem saraf. Dari mesoderm atau lapisan tengah berkembang otot, tulang atau rangka, sistem pembuangan kotoran dan sistem peredaran darah, serta kulit lapisan dalam. Sementara itu, endoderm atau lapisan bawah menjadi sistem pencernaan, hati, pankreas, kelenjar ludah, dan sistem pernafasan. Dalam watu singkat plasenta, tali pusat, dan kantong amniotik juga akan terbentuk dari sel-sel blastokis.

Setelah beberapa hari kira-kira seminggu setelah konsepsi blastokis menempel di dinding rahim. Blastokis yang telah tertanam secara penuh di dinding rahim inilah yang disebut embrio, dan peristiwa ini sekaligus menandakan akhir dari tahap germinal dan permulaan tahap embrio.

  1. Tahap embrio (embryonic stage).

Tahap embrio ini dimulai dari 2 minggu sampai 8 minggu setelah pembuahan, yang ditandai dengan terjadinya banyak perubahan pada semua oragan utama dan sistem-sistem fisiologis. Selama periode ini, pertumbuhan terjadi dalam dua pola, yaitu cephalocaudal dan proximodistal. Cephalocaudal artinya proses pertumbuhan yang dimulai dari bagian kepala, kemudian terus ke bagian bawah dan sampai ke bagian ekor. Dengan kata lain, kepala, pembuluh darah, dan jantung (bagian-bagian dan organ-organ tubuh yang paling penting) lebih dahulu berkembang daripada lengan, tangan dan kaki. Adapun yang dimaksud dengan pertumbuhan secara proximodistal adalah proses pertumbuhan Yang dimulai dari bagian-bagian yang paling dekat dengan pusat (tengah) badan, kemudian baru ke bagian-bagian yang jauh dari pusat badan.

            Di samping itu, dalam periode embrio ini, terdapat tiga sarana penting yang membantu perkembangan struktur anak,yaitu: kantung amniotik, suatu cairan bening tempat embrio mengapung dan berfungsi sebagai pelindungan dari goncangan fisik dan perubahan temperatur. Plasenta adalah suatu tempat pada dinding peranakan dimana ibu mensuplai oksigen dan bahan-bahan makanan kepada anak dan anak mengembalikan sisa buangan dari aliran darahnya. Jadi, plasenta merupakan sarana penghubung antara ibu dan embrio.

            Sementara itu, tali pusat adalah suatu saluran lembut yang terdiri atas pembuluh-pembuluh darah yang berfungsi menghubungkan antara embrio dengan plasenta. Tali pusat ini terdiri dari tiga pembuluh darah besar, satu untuk menyediakan bahan makan dan dua untuk membawa sisa buangan ke tubuh ibu. Tali pusat ini tidak memiliki urat saraf, sehingga apabila dipotong tidak akan menimbulkan rasa sakit  baik.

            Periode embrio ini juga ditandai dengan suatu perkembangan yang cepat pada sistem saraf. Hal ini terlihat bahwa pada umur 6 minggu embrio telah dapat dikenali sebagai manusia, tetapi kepala lebih besar dibandingkan dengan bagian-bagian badan lain. Pada umur 8-9 minggu, perubaha n janin semakin terlihat dengan jelas. Muka, mulut, mata, dan telinga sudah mulai terbentuk dengan baik. Lengan dan kaki lengkap dengan jari-jarinyasudah nampak. Pada tahap ini organ-organ seks juga mulai terbentuk. Demikian juga dengan otot dan tulang rawan mulai berkembang. Organ dalam, seperti isi perut, hati, pankreas, paru-paru, dan ginjal, mulai terbentuk dan mulai berfungsi secara sederhana.

  1. Tahap janin (fetus stage).

Periode ketiga dari perkembangan masa prenatal disebut dengan periode fetus atau periode janin, yang dalam psikologi Islam disebut periode mudghah. Periode ini dimulai dari usia 9 minggu sampai lahir.

Setelah sekitar 8 minggu kehamilan, embrio berkembangan menjadi sel-sel tulang. Dalam hal ini embrio memperoleh suatu nama baru, janin (fetus). Dalam periode ini, ciri-ciri fisik orang dewasa secara lebih proporsional mulai terlihat. Kepala yang Tadinya lebih besar dari bagian badan lainnya mulai mengecil. Kaki dan tangan terus meningkat secara substantial. Pada bulan ketiga, janin yang panjangnya kira-kira 3 inci dan berat kira-kira ¾ ons itu secara spontan sudah dapat menggerak kepala, tangan dan kakinya, serta jantungnya mulai berdenyut.[3]

Pengaruh Masa Prenatal Terhadap Perkembangan Bayi

Pembuahan sel telur wanita oleh sel sperma laki-laki dianggap sebagai salah satu masa yang sangat penting dan menentukan perkembangan manusia pada periode –periode selanjutnya. Menurut Elizabeth B. Hurlock (1980), setidaknya ada empat kondisi penting yang memberi pengaruh besar terhadap perkembangan individu baru di masa datang, yaitu: 1. Penentuan sifat bawaan, 2. Penentuan jenis kelamin, 3. Penentuan jumlah anak, dan 4. Penentuan posisi urutan anak.

  1. Penentuan sifat bawaan

Dalam masing-masing sel kelamin, baik pria maupun wanita, terdapat 23 pasangan kromosom, dan setiap kromosom mengandung ribuan partikel yang dinamakan gen. Gen inilah yang dipandang sebagai faktor penentu keturunan. Gen terdiri dari bahan kimia yang memiliki stuktur sangat rumit, yang dikenal dengan DNA (deoxyribonucleic acid). DNA di dalam gen memberikan kode pesan sebagai cetak biru untuk membangun setiap aspek seperti fisik manusia seperti warna mata, tinggi badan, golongan darah, penyakit turunan, dsb.[4]

Orang tua memberikan separuh dari kromosom mereka kepada setiap anak-anaknya dan mereka menerima kombinasi yang berbeda-beda. Ini menunjukkan manusia adalah hasil eksperimen yang paling unik, yang tidak dapat diulangi dan dicoba orang lain, kecuali mereka yang kembar dua atau tiga. Kembar identik atau yang disebut monozigot merupakan kejadian langka, karena terjadi dari pecahnya satu zigot menjadi dua atau lebih dengan gen yang identik. Sedangkan bayi kembar kebanyakan adalah fraternal atau dizigot. Selanjutnya penentuan sifat bawaan mempengaruhi perkembangan selanjutnya dalam dua hal, yaitu:

Pertama, faktor keturunan membatasi sejauh mana individu dapat berkembang. Kalau kondisi-kondisi sebelum dan sesudah lahir menguntungkan, dan kalau seorang mempunyai dorongan yang sangat kuat, ia dapat mengembangkan sifat-sifat fisik dan mental yang diwarisinya sampai batas maksimumnya, tetapi tidak dapat berkembang lebih jauh lagi.

Kedua, bahwa sifat bawaan sepenuhnya merupakan masalah kebetulan, tidak ada cara tertentu untuk mengendalikan jumlah kromosom dari pihak ibu atau ayah yang akan diturunkan pada anak.

  1. Penentuan jenis kelamin

Spermatozoa pria memiliki kromosom X dan Y, sedangkan telur wanita wanita mengandung kromosom X. Jika yang bersatu dengan sel telur wanita yang mengandung kromosom  adalah kromosom Y pria, maka menjadi kombinasi XY, yang menghasilkan jenis kelamin laki-laki. Dan jika yang bersatu dengan ovum adalah kromosom X pria maka hasilnya menjadi kombinasi XX, yang akan menghasilkan keturunan wanita. Alasan mengapa jenis kelamin penting bagi perkembangan manusia, yaitu:

Pertama, setiap waktu anak mengalami peningkatan tekanan-tekanan budaya dari para orang tua, guru, kelompok sebaya mereka, dan masyarakat yang memengaruhi perkembangan pola sikap dan perilaku yang dipandang sesuai kelompok jenis kelamin mereka.

Kedua, pengalaman belajar ditentukan oleh jenis kelamin individu. Di rumah, sekolah dan kelompok bermain, anak-anak belajar apa yang dianggap pantas untuk anggota-anggota jenis kelamin mereka. Anak laki-laki yang belajar permainan perempuan akan disebut banci dan anak perempuan yang menyukai permainan anak laki-laki akan disebut sebagai tomboy.

Ketiga, dan mungkin yang terpenting adalah sikap orang tua dan anggota-anggota keluarga penting lainnya terhadap individu sehubungan dengan jenis kelamin mereka. Penelitian tentang kecenderungan jenis kelamin yang disukai menunjukkan bahwa anggapan tradisional yang lebih menyukai anak laiki-laki sebagai anak pertama, masih banyak ditemukan. Kuatnya pemilihan jenis kelamin tertentu akan mempengaruhi perilaku sikap orang tua dan perilaku mereka terhadap anak dan hubungan mereka terhadap anak.

  1. Penentuan jumlah anak

Peristiwa penting ketiga yang terjadi pada saat pembuahan adalah penentuan jumlah anak, apakah kelahiran berbentuk tunggal atau kembar. Meskipun pada umumnya dalam peristiwa kelahiran hanya satu anak yang dilahirkan, namun sering juga terjadi kelahiran kembar, baik kembar dua, tiga, empat, maupun kembar lima.

Dilihat dari perspektif perkembangan, kelahiran anak tunggal dan kembar ini jelas memiliki perbedaan signifikan, serta mempunyai pengaruh terhadap pola perkembangan sebelum dan sesudah kelahiran. Dalam lingkungan sebelum lahir misalnya, anak-anak dari kelahiran kembar berbeda dalam hal-hal penting dari anak kelahiran kembar berbeda dalam hal-hal penting dari anak tunggal. Bagi anak tunggal, uterus ibu sepenuhnya dimilikinya, sehingga ia dapat bergerak dan berkembang dengan lebih bebas di dalamnya. Sedangkan bagi anak kembar, ia terpaksa berdesakan di ruang alamiah itu. Akibatnya, salah satu di antaranya berada dalam posisi yang kurang menguntungkan daripada yang lain. Akibatnya lebih jauh, anak kelahiran kembar sering lahir prematur karena rahim tidak mampu lagi merenggang lebih lanjut seiring dengan bertambah besarnya janin. Meskipun ini tidak selalu benar, tetapi cacat fisik atau psikologis lebih umum terjadi di antara anak kelahiran kembar daripada anak tunggal.

  1. Penentuan posisi urutan anak

Posisi urutan anak ditentukan ketika pembuahan, dan mempunyai pengaruh mendasar terhadap perkembangan selanjutnya. Hal ini adalah karena umumnya orang tua memiliki sikap, perlakuan dan memberikan peran yang spesifik terhadap anak tunggal, anak tertua, anak menengah, atau anak bungsu. Sikap, perlakuan dan peran yang diberikan orang tua sesuai dengan tempat dan urutannya dalam keluarga ini mempunyai pengaruh terhadap kepribadian dan pembentukan sikap anak, baik terhadap dirinya sendiri maupun terhadap orang lain, serta menjadi salah satu faktor yang mempengaruhinya dalam mengembangkan pola perilaku tertentu.[5]

Faktor-Faktor yang mempengaruhi Masa Prenatal

Selama perkembangan prenatal, organ lembut yang disebut plasenta muncul dan mengikatkan diri kepada uterus ibu melalui tali pusar. Plasenta mengirimkan nutrisi dari ibu ke janin yang berkembang dan membuang kotoran. Ia juga menyaring keluar banyak macam sesuatu yang berbahaya seperti bakteri. Namun penyaringannya tidak sempurna karena gas-gas, virus, nikotin, alcohol, dan zat adiktif lain dapat melaluinya. Jika ibu tidak menjaga makanan dan minuman maka kerusakan dapat terjadi.[6] Berikut akan diterangkan beberapa faktor-faktor yang memengaruhi masa prenatal antara lain:

  1. Kesehatan Ibu

Penyakit yang diderita ibu hamil dapat mempengaruhi perkembangan masa prenatal. Apalagi penyakit itu bersifat kronis, seperti kencing manis, TBC, radang saluran kencing, penyakit kelamin, dan sebagainya, dapat mengakibatkan kecacatan bayi. Penyakit lain yang tak kalah membahayakan bayi yaitu, campak rubella, sifilis, dan AIDS.

  1. Gizi ibu

Janin yang sedang berkembang bergantung pada gizi ibunya. Oleh sebab itu, makanan ibu hamil harus mengandung cukuo protein, lemak, vitamin, dan karbohidrat untuk menjaga kesehatan bayi.

  1. Pemakaian bahan kimia oleh ibu

Salah satu jenis obat yang bisa membahayakan janin yaitu thalidomide. Obat penenang ini memang tidak berbahaya bagi orang dewasa, namun jika dikonsumsi oleh ibu hamil pada dua bulan pertama kehamilan dapat menghambat pertumbuhan lengan dan kaki janin.[7]

Selain itu nikotin rokok dan segala jenis narkoba juga berbahaya bag8i janin, karena merokok selama kehamilan meningkatkan kemungkinan keguguran, kelahiran prematur, detak jantung fetus abnormal dan berat bayi yang kurang. Dan narkoba dapat menyebabkan gangguan pada kemampuan kognitif dan bahasa serta gangguan parah dalam kemampuan mengelola dorongan dan perasaan frustasi.[8]

  1. Keadaan emosi ibu

Saat ibu hamil mengalami ketakutan, kecemasan, stres dan emosi lain yang mendalam maka terjadi peningkatan pernapasan dan sekresi oleh kelenjar. Adanya peningkatan adrenalin sebagai tanggapan terhadap ketakutan akan menghambat aliran darah ke daerah kandungan dan membuat janin kekurangan udara. Ibu yang mengalami kecemasan berat dan berkepanjangan sebelum atau selama kehamiloan, kemungkinan besar mengalami kesulitan medis saat melahirkan dan melahirkan bayi yang abnormal dibandingkan dengan ibu yang relatif tenang dan aman.[9]


Perkembangan masa prenatal sangatlah penting dan berkelanjutan pada kehidupan selanjutnya sehingga harus diberi perhatian agar bayi yang dilahirkan bisa normal dan sehat secara jasmani maupun rohani. Seorang ibu sudah seharusnya menjaga kesehatan, gizi, kestabilan emosi dan mengkonsumsi makanan dan minuman yang sehat dan menjauhi segala hal-hal yang tidak sehat yang bisa merusak dan membahayakan bayinya.

[1] Desmita, Psikologi Perkembangan, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2005), hal. 69-70.

[2] Carolyn Meggit, Memahami Perkembangan Manusia, (Jakarta: Indeks Permata Puri Media, 2013), hlm. 33.

[3] Desmita, op- cit. hal 71-75                                                                                                                                            

[4] Douglas A. Beinstein, dkk. Essentials of Psychology 4th Edition. (New York: Houghton Mifflin Company, 2008). Hlm. 345.

[5] Desmita, op. cit, hlm. 75-80.

[6] Douglass A. Beinstein. Op. cit . hlm. 346.

[7] Desmita, op.cit. hlm. 81-85.

[8] Carole Wade dan Carol Travis, Psikologi, (Jakarta: Erlangga, 2007), hlm. 236.

[9] Desmita, op. cit., hlm 85.

Tinggalkan Komentar