Membahas tentang lembaga pendidikan khususnya yang ada di Indonesia tidak lepas dengan lembaga pendidikan pesantren, karena pesantren merupakan salah satu bagian dari lembaga pendidikan tertua di Indonesia yang memiliki khas tersendiri.
Pesantren juga merupakan perpaduan antara agama Islam dan kebudayaan lokal, karena masing-masing antara keduanya memang tidak bisa dilepaskan. Bukan hanya menjadi lembaga pendidikan, pesantren juga sebuah lembaga kultural sebagai agen pembaharuan dan sebagai pusat pembelajaran masyarakat sebagaimana yang pernah diungkapkan oleh bapak pluralisme kita yaitu Gus Dur, dengan begitu pesantren menjadi salah satu bagian yang penting dalam masyarakat.
Apa itu Pondok Pesantren?
Pesantren memiliki makna/arti secara etimonogi berasal dari Bahasa Arab yaitu funduq yang artinya tempat tidur atau wisma sementara dari Bahasa Indonesia berasal dari kata santri awalan “pe” dan akhiran “an” yang artinya menunjukan tempat, sehingga bermakna “tempat santri”.
Dari arti-arti di atas bisa disimpulkan pengertian pondok pesantren ialah ruang tidur atau wisma yang merupakan tempat tidur santri, sementara pondok pesantren secara istilah adalah tempat pendidikan yang menyelenggarakan kegiatan pembelajaran agama Islam bagi para santri yang diasuh oleh Kiyai dan tinggal atau mukim bersama-sama dalam satu lokasi.
Pondok pesantren sudah ada sejak abad ke-18, yaitu pada masa kepemimpinan Sunan Kalijaga di Kesultanan Demak. Namun, konsep pondok pesantren yang lebih modern baru berkembang pada awal abad ke-20, ketika para ulama mulai memperkenalkan sistem pendidikan formal dengan kurikulum yang lebih terstruktur dan metode pengajaran yang lebih sistematis. Sejak saat itu, pondok pesantren berkembang pesat di Indonesia dan telah menjadi salah satu bentuk pendidikan yang sangat penting dalam masyarakat Islam di Indonesia.
Karakteristik Pembeda Pondok Pesantren
Pesantren tidak lepas dari 5 elemen dasar yang menjadikan berbeda dari lembaga pendidikan biasanya dan ciri khas pesantren yaitu pondok, masjid, santri, pembelajaran kitab kuning dan kiai.
Adapun kajian pembelajarannya yaitu kitab kuning dan metode kajiannya memiliki 2 ciri khas yakni sorogan dan bandongan. Sorogan ialah metode pembajaran kitab kuning secara individual yang mana santri datang membaca kitab tertentu di depan kiai sementara kian mendengarkan dan mengkoreksi baca santri, sedangkan bandongan ialah metode pembelajaran kitab kuning secara kolektif yang mana sekelompok santri mendengarkan kiai membaca, menerjemahkan dan menjelaskan kitab kuning tertentu.
Eksistensi Pondok Pesantren di Era Kemerdekaan
Jika menilik ke belakang pada sejarah Indonesia, pesantren di dalam negeri ini memilki kontribusi besar khususnya dalam mempertahankan kemerdekaan Indonesia dari sekutu yang ingin kembali merebut negara ini. Kyai dan para santri selalu ada di depan dalam mempertahankan NKRI terbukti dengan adanya resolusi Jihad yang telah difatwakan oleh Hadratussyekh KH. Hasyim Asyari.
Beliau juga memotori semua pesantren yang ada Indonesia untuk selalu berada pada lingkarannya, bahkan beliau menghukumi mempertahankan NKRI sebagai wajib atau fardhu a’in.
Eksistensi Pondok Pesantren di Era Modern
Sementara di era yang penuh modernisasi ini, bahkan menimbulkan sifat-sifat yang negatif pada kehidupan masyarakat seperti sifat materalisme, hedonisme, individualisme yang berkonsekuensi gaya kehidupan individualis dan meciptakan masyarakat egois yang memprioritaskan kehidupan pribadi di atas kepentingan umum, dengan begitu eksistensi pesantren sangat dibutuhkan sehingga dengan ini pesantren menjadi tonggak penting untuk menghilangkan sifat-sifat yang berdampak negatif dalam kehidupan masyarakat pada era modern ini.
Pesantren dengan adanya pendidikan sosial dan moral bisa mencetak santri religius dan nasionalis. Mempunyai potensi tinggi dan berakhlaqul karimah sehingga akan terjahui dari sifat-safat negatif yang kita khawatirkan.
Begitu juga dalam sudut lain pesantren bisa mengimbangi bahkan tak akan kalah saing dengan orang-orang di luar sana yang mengalami perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi era modernisasi seperti sekarang ini, karena saat ini keberadaan pondok pesantren yang menjadi lembaga pendidikan Islam mulai berkembang dengan pesat dan sangat diterima dikalangan masyarakat pada umumnya.
Sehingga pendidikan di pesantren semula hanya mengacu seputar pada pendidikan tradisional kini perlahan-lahan sudah mulai menerapkan pendidikan modern agar bisa mengimbangi perkembangan zaman.
Fungsi dan peran pesantren di era modern ini selaras yang telah di-dhawuh-kan oleh KH Ali Ma’shum. Setidaknya pesantren membekali mindset para santri sebelum kiprah di masyarakat kelak yaitu “ilmu syariah, ilmu empiris, ilmu yang membuat kemampuan berpikir kritis dan berwawasan luas, ilmu pembinaan budi pekerti, latihan keterampilan kemasyarakatan, dan pengemblengan mental dan karakter.”
Oleh sebab itu dengan ungkapan ini menunjukkan bahwa pesantren hakikatnya adalah ingin hadir dalam memperbaiki atau membuat masyarakat yang jauh lebih baik dari sebelumnya dan lebih luas lagi sebagi bentuk mengwujudkan kehidupan bangsa Indonesia menjadi bangsa yang baldatun thayyibatun wa rabbun ghafur.
Penulis: Muhammad Ikhsan – Mahasiswa Universitas Ibrahimy Situbondo, Instagram: @m.ikhsan.16