Isim Shifat Yang Berkedudukan Sama dalam Hal Mudzakkar dan Muannatsnya

Pada postingan sebelumnya “Ini dia 3 Alamat Ta’nits (Tanda-tanda Muannats)”, telah diterangkan bahwa ada beberapa isim shifat yang tidak bisa menyandang alamat ta’nits, yakni isim shifat yang dikhususkan untuk wanita, seperti: حَائِضٌ, طَالِقٌ, dan ثَيِّبٌ.

Namun bukan hanya itu, masih ada isim-isim shifat yang tidak bisa menyandang ta’ ta’nits namun bukan karena ia khusus untuk wanita, melainkan karena ia adalah isim shifat yang digunakan untuk mudzakkar dan muannats secara bersamaan. Bahwasanya kedudukannya sama dalam hal mudzakkar dan muannatsnya.

Isim Shifat Yang Berkedudukan Sama dalam Hal Mudzakkar dan Muannatsnya

Ada beberapa perincian isim-isim shifat tersebut, dan untuk mengetahuinya, kita hanya perlu melihat pada wazan-wazan isim shifat tersebut.

Secara lebih lanjut mari kita lihat apa saja wazan-wazannya.

  1. Wazan “مِفْعَلٌ”

Isim shifat yang mengikuti wazan “مِفْعَلٌ” digunakan untuk menunjukkan mudzakkar dan muannats tanpa dipertemukan dengan alamat ta’nits.

:نحو

جَاءَ رَجُلٌ مِغْشَمٌ

Seorang lelaki yang pemberani telah datang

جَاءَتِ امْرَأَةٌ مِغْشَمٌ

Seorang wanita yang pemberani telah datang

  1. Wazan “مِفْعَالٌ”

Isim shifat yang mengikuti wazan “مِفْعَالٌ” digunakan untuk menunjukkan mudzakkar dan muannats tanpa dipertemukan dengan alamat ta’nits.

:نحو

جَاءَ رَجُلٌ مِقْوَالٌ

Seorang lelaki yang fasih telah datang

جَاءَتِ امْرَأَةٌ مِقْوَالٌ

Seorang wanita yang fasih telah datang

  1. Wazan “مِفْعِيْلٌ”

Isim shifat yang mengikuti wazan “مِفْعِيْلٌ” digunakan untuk menunjukkan mudzakkar dan muannats tanpa dipertemukan dengan alamat ta’nits.

:نحو

جَاءَ رَجُلٌ مِسْكِيْنٌ

Seorang lelaki yang miskin telah datang

جَاءَتِ امْرَأَةٌ مِسْكِيْنٌ

Seorang wanita yang miskin telah datang

  1. Wazan “فَعُوْلٌ” dengan makna “فَاعِلٌ”

Isim shifat yang mengikuti wazan “فَعُوْلٌ” dengan makna “فَاعِلٌ” digunakan untuk menunjukkan mudzakkar dan muannats tanpa dipertemukan dengan alamat ta’nits.

:نحو

جَاءَ رَجُلٌ صَبُوْرٌ

Seorang lelaki yang penyabar telah datang

جَاءَتِ امْرَأَةٌ صَبُوْرٌ

Seorang wanita yang penyabar telah datang

  1. Wazan “فَعِيْلٌ” dengan makna “مَفْعُوْلٌ”

Isim shifat yang mengikuti wazan “فَعِيْلٌ” dengan makna “مَفْعُوْلٌ” digunakan untuk menunjukkan mudzakkar dan muannats tanpa dipertemukan dengan alamat ta’nits.

:نحو

جَاءَ رَجُلٌ جَرِيْحٌ

Seorang lelaki yang terluka telah datang

جَاءَتِ امْرَأَةٌ جَرِيْحٌ

Seorang wanita yang terluka telah datang

  1. Wazan “فِعْلٌ” dengan makna “مَفْعُوْلٌ”

Isim shifat yang mengikuti wazan “فِعْلٌ” dengan makna “مَفْعُوْلٌ” digunakan untuk menunjukkan mudzakkar dan muannats tanpa dipertemukan dengan alamat ta’nits.

:نحو

رَأَيْتُ جَمَلًا ذِبْحًا

Aku melihat unta jantan yang disembelih

رَأَيْتُ نَاقَةً ذِبْحًا

Aku melihat unta betina yang disembelih

  1. Wazan “فَعَلٌ” dengan makna “مَفْعُوْلٌ”

Isim shifat yang mengikuti wazan “فَعَلٌ” dengan makna “مَفْعُوْلٌ” digunakan untuk menunjukkan mudzakkar dan muannats tanpa dipertemukan dengan alamat ta’nits.

:نحو

رَأَيْتُ جَمَلًا جَزَرًا

Aku melihat unta jantan yang disembelih

رَأَيْتُ نَاقَةً جَزَرًا

Aku melihat unta betina yang disembelih

  1. Mashdar yang menunjukkan makna isim shifat

Setiap mashdar yang menujukkan makna isim shifat digunakan untuk menunjukkan mudzakkar dan muannats tanpa dipertemukan dengan alamat ta’nits.

:نحو

جَاءَ رَجُلٌ حَقٌّ وَعَدْلٌ

Seorang lelaki yang benar dan yang adil telah datang

جَاءَتِ امْرَأَةٌ حَقٌّ وَعَدْلٌ

Seorang wanita yang benar dan yang adil telah datang

Seluruh contoh-contoh di atas sama kedudukannya dalam hal mudzakkar dan muannatsnya sehingga tidak ada perbedaan dari segi bentuk.

Jika isim-isim shifat di atas menyandang alamat ta’nits, semisal: عَدُوَّةٌ, مِيْقَانَةٌ, dan مِسْكِيْنَةٌ,  maka berhukum syadz.

Pengecualian dari isim-isim shifat di atas

Berikut ini terdapat pengecualian dari isim-isim shifat di atas karena berbeda kondisinya, antara lain:

  1. Apabila isim shifat mengikuti wazan “فَعُوْلٌ” dengan makna “مَفْعُوْلٌ”, maka ia bisa bertemu ta’ (dan tidak berhukum syadz).

:نحو

أَكُوْلَةٌ

Yang dimakan (muannats)

رَكُوْبَةٌ

Yang dinaiki (muannats)

حَلُوْبَةٌ

Yang diperah (muannats)

  1. Apabila isim shifat mengikuti wazan “فَعِيْلٌ” dengan makna “فَاعِلٌ”, maka ia bisa bertemu ta’ (dan tidak berhukum syadz).

:نحو

كَرِيْمَةٌ

Wanita yang mulia

رَحِيْمَةٌ

Wanita yang penyayang

Namun terkadang wazan “فَعِيْلٌ” dikosongkan dari alamat ta’nits, sebagaimana contoh pada firman Allah:

إِنَّ رَحْمَتَ اللّٰهِ قَرِيْبٌ مِّنَ الْمُحْسِنِيْنَ (الأعراف: ٥٦)

Sesungguhnya rahmat Allah itu dekat bagi orang-orang yang berbuat kebaikan

dan

قَالَ مَنْ يُحْيِ الْعِظٰمَ وَهِيَ رَمِيْمٌ (يس: ٧٨)

“… . dia berkata, Siapa yang akan menghidupkan tulang belulang yang hancur lebur?

Adapun wazan “فَعِيْلٌ” yang bermakna “مَفْعُوْلٌ” sangat sedikit jika ia bertemu dengan ta’ ta’nits.

:نحو

هٰذِهِ خَصْلَةٌ حَمِيْدَةٌ وَتِلْكَ خَصْلَةٌ ذَمِيْمَةٌ

Ini adalah pekerti yang terpuji dan itu adalah pekerti yang tercela

Itu dia Isim Shifat Yang Berkedudukan Sama dalam Hal Mudzakkar dan Muannatsnya yang perlu diperhatikan oleh teman-teman santri.

Tinggalkan Komentar