Isim Shifat dan Isim Maushuf

Isim Shifat dan Isim Maushuf

Jika dilihat dari perspekstif makna yang ditunjukkan, isim dibagi menjadi dua, yakni: isim shifat dan isim maushuf.

Pengertian Isim Maushuf (الْإِسْمُ الْمَوْصُوْفُ)

Isim maushuf adalah isim yang menunjukkan dzat/wujud sesuatu dan hakikatnya. Termasuk darinya, mashdar, isim zaman, isim makan, dan isim alat.

Contoh isim maushuf

Contoh dari isim maushuf adalah:

:نحو

رَجُلٌ

pria

بَحْرٌ

laut

عِلْمٌ

Ilmu/pengetahuan

جَهْلٌ

kebodohan

Isim maushuf juga merupakan sesuatu yang bisa menampung sifat. Sehingga ‘rojulun’ yang berarti ‘pria’ bisa menampung sifat sebagaimana contoh berikut:

:نحو

رَجُلٌ مُجْتَهِدٌ

pria yang rajin

رَجُلٌ جَاهِلٌ

pria yang bodoh

lalu, isim maushuf dibagi menjadi dua bagian:

  1. isim ‘ain (اسم العين)

Isim ‘ain adalah isim yang menunjukkan makna yang berdiri atas dzatnya sendiri.

:نحو

فَرَسٌ

kuda

حَجَرٌ

batu

  1. isim ma’na (اسم المعنى)

Isim ma’na adalah isim yang menunjukkan makna yang tidak berdiri atas dzatnya sendiri, melainkan berdiri atas selainnya. Lalu secara makna, ia dibagi menjadi dua lagi, yakni:

Yang pertama, wujudiy (وجودي). Isim ma’na wujudiy memiliki makna yang eksis dan positif.

:نحو

الْعِلْمُ

Ilmu/pengetahuan

الشَّجَاعَةُ

keberanian

الْجُوْدُ

kedermawanan

Yang kedua, ‘adamiy (عدمي). Sebaliknya, Ia memiliki makna yang tidak eksis dan negatif.

:نحو

الْجَهْلُ

kebodohan

الْجُبْنُ

ketakutan

الْبُخْلُ

kikir

Pengertian isim shifat (الْإِسْمُ الصِّفَةُ)

Isim shifat adalah isim yang menunjukkan sifat sesuatu yakni berupa bentuk-bentuk (yang konkret) dan makna-makna (yang abstrak).

Isim shifat juga obyek yang menumpang di atas sesuatu yang disifatinya. Dalam artian ia memiliki makna yang nantinya disandang oleh sesuatu yang dishifati.

Terdapat 7 isim yang termasuk isim shifat, antara lain: isim fail, isim maf’ul, sifat musyabbihat, isim tafdlil, mashdar al-maushuf bih (yang mensifati), isim jamid yang mengandung makna sifat musytaqqah, dan isim mansub.

Langsung saja kita bahas satu per satu

  1. Isim Fa’il (الإسم الفاعل)

Isim fail adalah isim shifat yang diambil dari fi’il ma’lum, untuk menunjukkan ma’na yang terjadi pada sesuatu yang disifatinya atau makna yang disandangnya atas cara huduts (baru terjadi) dan bukan tsubut (tetap dan selamanya).

:نحو

كَاتِبٌ

Orang yang menulis

مُجْتَهِدٌ

Orang yang rajin

  1. Isim Maf’ul (الإسم المفعول)

Isim maf’ul adalah isim shifat yang diambil dari fi’il majhul, untuk menunjukkan atas baru terjadinya makna pada sesuatu yang disifatinya, dan bukan tetap dan selamanya.

:نحو

مَكْتُوْبٌ

Sesuatu yang ditulis

مُكَرَّمٌ

Sesuatu/orang yang dimuliakan

  1. Shifat Musyabbahat (الصفة المشبّهة)

Shifat musyabbahat adalah isim shifat yang diambil dari fiil lazim, untuk menunjukkan atas tetap dan langgengnya makna pada sesuatu yang disifatinya, dan bukan baru terjadi.

:نحو

حَسَنٌ

Yang baik

كَرِيْمٌ

Yang mulia

صَعْبٌ

Yang sukar

أَسْوَدُ

Yang hitam

أَكْحَلُ

Yang matanya hitam seperti bercelak

  1. Isim Tafdlil (إسم التفضيل)

Isim tafdlil adalah isim shifat yang diambil dari fiil, untuk menunjukkan adanya dua hal yang bersekutu dalam satu sifat namun salah satunya melebihi dalam hal tersebut.

:نحو

أَعْلَمُ

Yang lebih mengerti

أَفْضَلُ

Yang lebih utama

  1. Mashdar Maushuf bih (المصدر الموصوف به)

Ia adalah mashdar yang diposisikan sebagai sifat.

:نحو

هٰذَا رَجُلٌ ثِقَةٌ

Ini adalah pria yang terpercaya

هٰذِهِ قَضِيَّةٌ عَدْلٌ

Ini adalah keputusan yang adil

Sebenarnya mashdar tergolong isim maushuf yang justru ia bisa disifati, namun ia juga bisa menjadi isim shifat seperti halnya contoh “ثِقَةٌ” dan “عَدْلٌ” di atas.

  1. Isim Jamid yang mengandung makna shifat musytaqqah (الإسم الجامد المتضمّن معنى الصفة المشتقّة)

Isim jamid seharusnya tidak mensifati pada yang lain yang mana ia tergolong isim maushuf, namun jika ia mengandung makna shifat musytaqqah (isim shifat yang musytaq) maka ia menjadi sama dengan isim shifat.

Seperti halnya “أَسَدٌ” (asalnya bermakna singa) dan “مِسْكٌ” (asalnya bermakna minyak misk) di bawah ini.

:نحو

لَقَيْتُ رَجُلًا أَسَدًا

اي جَرِيْئًا

Aku bertemu pria yang pemberani

عَاشَرْتُ عَالِمًا مِسْكًا خُلُقًا

اي طَيِّبًا خُلُقُهُ

Aku menemani orang alim yang bagus akhlaknya

  1. Isim Mansub (إسم المنسوب)

Isim mansub adalah isim yang berbarengan dengan ya’ nisbat.

:نحو

جَاءَ رَجُلٌ عَرَبِيٌّ

Telah datang seorang pria (yang berbangsa) arab

Itu dia pembagian isim berdasarkan penunjukkan makna di mana ia terbagi menjadi dua yakni: isim shifat dan isim maushuf.

Semoga artikel ini bisa bermanfaat bagi teman-teman yang sedang mempelajari ilmu nahwu. Jangan ragu untuk mendiskusikannya di kolom komentar.

Tinggalkan Komentar