Pentingnya Amr Ma’ruf Nahy Munkar dalam Keberagamaan

Amr Ma’ruf Nahy Munkar

Semua agama pasti mengajarkan kebaikan, tidak terkecuali agama Islam dengan salah satu ajaran kebaikannya yakni Amr Ma’ruf Nahy Munkar.

Al-Amru bi al-Ma’rufi wa an-Nahyu ‘an al-Munkar (الأمر بالمعروف والنهي عن المنكر) yang diterjemahkan bebas sebagai “memerintah kepada kebaikan dan melarang dari kemunkaran” adalah ajaran paling penting dalam Islam untuk menjaga keberlangsungan kehidupan keberagamaan yang ideal.

Hal di atas sejalan dengan pengertian amr ma’ruf nahy munkar. Amr ma’ruf adalah memerintahkan atau mengajak kepada segala sesuatu yang diterima akal, ditetapkan syariat dan sesuai dengan karakter mulia. Sedangkan nahy munkar adalah mencegah atau melarang segala sesuatu baik ucapan maupun perbuatan yang tidak diridlai Allah swt. 

Pendahuluan

konsep Amr Ma'ruf Nahy Munkar yang ditawarkan oleh Imam Al-Ghazali dalam kitab Ihya Ulumuddin

Sebagai pendahuluan atas pembahasan amr ma’ruf nahy munkar, kami akan meredaksi ulang kata-kata Imam al-Ghazali sebelum memulai “kitab”-nya. Kami rasa kata-kata Imam al-Ghazali masih atau mungkin sangat relevan pada zaman modern ini. Pendahuluan Imam Al-Ghazali adalah sebagai berikut:

“Amr Ma’ruf Nahy Munkar adalah unsur yang paling agung dalam agama. Ia adalah misi penting yang diamanatkan oleh Allah kepada seluruh para nabi. Jikalau penyebaran Amr Ma’ruf Nahy Munkar disembunyikan apalagi ilmu dan pengamalannya ditinggalkan maka kenabian akan menjadi sia-sia, ruh keagamaan akan hilang, kelesuan menyebar di mana-mana, kesesatan menjadi trend, kebodohan semakin populer, kerusakan terjadi di mana-mana, kepandiran kian meluas, negara runtuh dan para hamba pun hancur sedangkan mereka tidak merasakan kehancuran mereka sendiri kecuali pada hari kehancuran”.

Dalam pendahuluan ini, Imam al-Ghazali juga membeberkan rasa kekhawatirannya mengenai Amr Ma’ruf Nahy Munkar. Pasalnya, amr ma’ruf nahy munkar telah kepalang dipelajari baik amal dan ilmunya namun secara keseluruhan, esensi dan hakikatnya mulai pudar.

“Hal ini terlihat dari sibuknya hati para manusia dengan mencari perhatian makhluk namun mengesampingkan pada mendekatkan diri kepada Sang Khaliq. Terlebih, sudah menjadi biasa bagi para manusia dalam mengikuti hawa nafsu dan syahwatnya layaknya binatang”.

“Sungguh sangat langka di muka bumi ini seorang mu’min yang jujur sedangkan ia tidak terpengaruh dalam hubungannya pada Allah oleh cercaan orang-orang yang mencerca. Maka barangsiapa yang berusaha dalam menjalani masa-masa kelam ini, dan mau menambal lubang-lubang ini maka bisa jadi ia adalah orang yang membebani diri sendiri dengan ilmu amr ma’ruf nahy munkar atau ia adalah seorang yang memikul atas tanggung jawab melaksanakan amr ma’ruf nahy munkar, juga ia berusaha memperbarui masa yang terlanjur hancur serta bangkit memikul beban-beban tersebut dan bersungguh-sungguh dalam menghidupkannya kembali”.

“Dialah orang yang istimewa dibandingkan makhluk-makhluk lainnya sebab ia menghidupkan lagi sendi-sendi agama di saat manusia lain mulai mematikannya dan ia menyibukkan diri dengan mendekat kepada Allah di saat manusia lain menjauhiNya. Inilah dia segala hal yang harus diketahui mengenai amr ma’ruf nahy munkar yang terdiri dari empat bab yang akan kami jelaskan”.

Pentingnya Amr Ma’ruf Nahy Munkar dalam Keberagamaan

Jika kita renungi kata-kata Imam al-Ghazali tersebut maka rasanya kita akan merasa bahwa ungkapan Imam al-Ghazali ‘relatable’ dengan cerminan yang terjadi pada zaman sekarang di mana manusia saat ini sangat sibuk mencari love, like, eksposure dan engangement dari manusia lainnya, melakukan dan memposting apa pun agar viral supaya perhatian manusia tertuju kepadanya seolah tak butuh perhatian Allah Sang Pencipta lagi.

Berita-berita negatif berseliweran setiap hari di lini masa semua sosial media mulai dari korupsi hingga kebobrokan moral baik remaja dan dewasa bisa jadi adalah bentuk buah dari tidak ketersediaannya amr ma’ruf nahy munkar. Maka standar amr ma’ruf nahy munkar yang Imam al-Ghazali ungkap dalam kitab ‘Ihya’ Ulumiddin’ sangat penting untuk kita pahami dan kita ejawantahkan dalam kehidupan sehari-hari sehingga ia bukan hanya menjadi sebuah slogan melainkan amr ma’ruf nahy munkar hadir di setiap sendi kehidupan keberagamaan kita semua.

Empat bab yang akan kami bahas mengenai amr ma’ruf nahy munkar yang dikemukakan oleh Imam Al-Ghazali adalah sebagai berikut:

  • Bab 1 – Kewajiban Amr Ma’ruf Nahy Munkar dan Keutamaannya
  • Bab 2 – Rukun-rukun dan Syarat-syarat Amr Ma’ruf Nahy Munkar
  • Bab 3 – Beberapa Contoh Amr Ma’ruf Nahy Munkar dan Penjelasan Mengenai Perbuatan-perbuatan Munkar yang Banyak Terjadi
  • Bab 4 – Memerintah Pemimpin dan Sulthan (Pemerintah) kepada Perbuatan Ma’ruf dan Melarang Mereka dari Perbuatan Munkar.

Tinggalkan Komentar