Dhomir fashl adalah huruf

Dhomir fashl adalah sesuatu yang menengah-nengahi antara mubtada’ dan khabar atau sesuatu yang aslinya berasal dari mubtada’ dan khabar supaya sejak awal diketahui bahwa yang jatuh setelah dhomir fashl tersebut adalah khabar bukan na’at. Dalam kalam, ia juga memberi pehamahan sebagai macam dari taukid.

:نحو

زُهَيْرٌ هُوَ الشَّاعِرُ

Zuhair ialah seorang penyair

ظَنَنْتُ عَبْدَ اللّٰهِ هُوَ الْكَاتِبَ

Aku mengira Abdullah ialah seorang penulis

Sebenarnya apa itu dhomir fashl? Bagaimana cara kerjanya?

Dhomir fashl adalah huruf yang tidak memiliki mahall dalam i’rab menurut pendapat yang paling shahih di antara pendapat-pendapat ahli Nahwu.

Ia memiliki bentuk yang sama seperti dhomir munfashil dan ia memiliki tashrif yang sama sebagaimana tashrif (lughawy) dhomir munfashil hanya saja ia bukan dhomir munfashil.

Adapun masuknya dhamir fashl di antara mubtada’ khabar yang sudah di-naskh oleh ‘كَانَ’, ‘ظَنَّ’ dan ‘إِنَّ’ beserta saudara-saudaranya itu mengikuti apa yang sudah ada sebelum keduanya di-naskh.

Tidak ada pengaruh baginya setelah masuknya awamil nawasikh dari segi i’rab. Sesuatu yang jatuh setelahnya itu terpengaruh secara i’rab oleh amil-amil yang mendahuluinya bukan sebab dhamir fashl.

:نحو

فَلَمَّا تَوَفَّيْتَنِي كُنْتَ أَنْتَ الرَّقِيْبَ عَلَيْهِمْ (المائدة: ١١٧)

lalu ketika Engkau mewafatkanku maka Engkaulah yang mengawasi mereka

إِنْ كَانَ هٰذَا هُوَ الْحَقَّ مِنْ عِنْدِكَ (الأنفال: ٣٢)

… jika al-Quran ini benar dariMu…

إِنْ تَرَنِ أَنَا۫ أَقَلَّ مِنْكَ مَالًا وَوَلَدًا (الكهف: ٣٩)

walaupun engkau melihatku ialah lebih sedikit harta dan anaknya dibandingkan engkau

Sebagaimana yang telah kami sebutkan bahwa dhomir fashl adalah huruf, akan tetapi ia tetap disebut dhomir karena keserupaanya dengan dhomir dalam bentuknya.

Ia disebut sebagai dhomir fashl karena ia didatangkan untuk memisah antara khabar dan na’at. Semisal ada contoh seperti:

زُهَيْرٌ الْمُجْتَهِدُ

Bisa saja orang yang mengatakannya mengharapkan khabar (Zuhair adalah orang yang rajin) ataupun mengharapkan na’at (Zuhair yang rajin).

Namun jika orang yang mengatakannya ingin memperjelas dari awal bahwa ia adalah khabar bukannnya shifat (na’at) maka orang tersebut hanyalah perlu menambahkan dhamir fashl sehingga contoh di atas menjadi:

زُهَيْرٌ هُوَ الْمُجْتَهِدُ

Kemudian setelah adanya penambahan dhamir fashl pada jumlah maka dhamir fashl tersebut memberikan faidah (arti) penguatan hukum (mengingat adanya penambahan kata).

Selain disebut dhamir fashl, beberapa ulama’ juga menamakannya sebagai dhomir i’mad karena pembicara atau pendengar ‘berpegangan’ pada dhomir ini untuk membedakan antara khabar dan na’at.

Itu dia pembahasan mengenai Dhomir Fashl. Semoga bermanfaat.

Tinggalkan Komentar