Fiil Mutasharrif – Fiil yang bisa ditashrif – Pembahasan Lengkap

Fiil Mutasharrif – Fiil yang bisa ditashrif – Pembahasan Lengkap

Pengertian Fiil Mutasharrif

Fiil mutasharrif adalah fiil yang bisa ditashrif atau menerima perubahan dari satu bentuk  ke bentuk lainnya untuk menunjukkan makna zaman yang berbeda-beda, karena selain ia menunjukkan pada makna hadats (peristiwa), ia juga menunjukkan pada zaman (waktu).

Berbeda dengan fiil yang akan dibahas selanjutnya, yakni fiil jamid yang tidak bisa ditashrif sama sekali karena hanya mempunyai satu bentuk (shighat).

Macam-macam Fiil Mutasharrif

Ia dibagi menjadi dua macam, yakni:

  • Fiil Mutasharrif Tam (الفعل المتصرّف التّام)

Tam artinya sempurna, yakni yang memiliki tiga bentuk fiil, yakni fiil madli, fiil mudlori’ dan fiil amr. Kebanyakan fiil termasuk dalam jenis ini. Salah satu contohnya adalah:

كَتَبَ – يَكْتُبُ – أُكْتُبْ

  • Fiil Mutasharrif Naqish (الفعل المتصرّف النّاقص)

Naqish artinya kurang, yakni ia adalah fiil yang hanya memiliki dua bentuk fiil saja. Ada kalanya hanya fiil madli dan fiil mudlori’ saja dan ada juga yang hanya memiliki fiil mudlori’ dan fiil amr saja.

Adapun contoh yang hanya memiliki bentuk fiil madli dan fiil mudlori’ saja adalah:

كَادَ – يَكَادُ

أَوْشَكَ – يُوْشِكَ

مَا زَالَ – مَا يَزَالُ

مَا انْفَكَّ – مَا يَنْفَكُّ

مَا بَرِحَ – مَا يَبْرَحُ

Adapun contoh yang hanya memiliki bentuk fiil mudlori’ dan fiil amr saja adalah:

يَدَعُ – دَعْ

يَذَرُ – ذَرْ

Pembahasan lanjutan

Penggunaan fiil madli dari ‘يَدَعُ’ dan ‘يَذَرُ’ (yakni ‘وَدَعَ’ dan ‘وَذَرَ’ dengan wazan ‘وَضَعَ’) terdengar sangat langka (سماعا نادرا) karena memang hal itu berhukum syadz dalam penggunaannya. Orang Arab sudah tidak memakai kedua fiil madli tadi lagi. Namun bukan berarti mereka sama sekali tidak menggunakannya. Mereka sudah menggunakannya pada jaman dulu sekali lalu mereka meninggalkannya dengan tidak menggunakannya lagi. Lalu para ilmuwan bahasa mengumpulkan  data-data bahasa Arab dan menemukan kedua fiil madli tersebut dalam keadaan tidak digunakan kecuali sesuatu yang didengar secara langka. Contoh dari kelangkaan (nadir) ini ada dalam sebuah hadits

‘دَعَوْا الْحَبَشَةَ وَمَا وَدَعُوْكُمْ’

Dan dibaca dengan bacaan/qiraah syadz ayat berikut

مَا وَدَعَكَ رَبُّكَ وَمَا قَلٰى

Dan terdapat pula hadits dimana kita bisa menemukan mashdar dari “يَدَعُ”, yakni:

(لِيَنْتَهِيَنَّ أَقْوَامٌ عَنْ وَدْعِهِمْ الْجُمُعَاتِ)

أي عن تركهم إيّاها

Kesemuanya itu sangat langka dalam penggunaannya

Ditulis oleh Mudhofar

Referensi: Jami ad-Durus al-Arabiyah

Tinggalkan Komentar