Mencintai Nabi Muhammad Ala al-Urjuzah al-Mi’iyyah PART 4 Bait 16 – 19 Blog Series

Melanjutkan pembahasan yang lalu di Part 3, kami lanjutkan blog series ‘Mencintai Nabi Muhammad Ala al-Urjuzah al-Mi’iyyah PART 4’. Kali ini kita akan membahas putera-puteri Rasulullah saw tercinta. Bagi Anda yang belum membaca tulisan kami sebelumnya, silahkan untuk dibaca terlebih dahulu.

Mencintai Nabi Muhammad Ala al-Urjuzah al-Mi’iyyah PART 4 Bait 16 – 19 Blog Series

Anak-anak Tercinta

وَوُلْدُهُ مِنْهَا خَلَا إِبْرَاهِيْمَ (١٦) فَالْأَوَّلُ الْقَاسِمُ حَازَ التَّكْرِيْمَ

“dari Khadijah selain Ibrahim, lahir yang pertama bernama al-Qāsim”

Seluruh anak-anak Rasulullah adalah berasal dari Ibunda Khadijah kecuali Ibrahim, Adapun anak pertama ialah Qasim yang memperoleh kemuliaan.

Wuld (anak-anak) adalah juga jama’nya walad (anak), seperti kata usd jamaknya asad.

Seluruh putra-putri Nabi Muhammad saw berjumlah tujuh, tiga laki-laki dan empat perempuan. Kesemuanya lahir dari Ibunda Khadijah ra kecuali Ibrahim. Ibrahim lahir dari Ibunda Mariyah al-Qibthiyyah ra.

Putra pertama Rasulullah saw adalah al-Qasim, karena itulah beliau dijuluki dengan Abu al-Qasim, sebab al-Qasim adalah putra pertama beliau.

وَزَيْنَبُ رُقَيَّةُ وَفَاطِمَةُ (١٧) وَأُمُّ كُلْثُوْمٍ لَهُنَّ خَاتِمَةٌ

“lalu Zainab, ruqayyah, dan Fathimah, Ummi Kultsum putri bungsu Khadijah”

Lalu putri-putri Rasul saw adalah Zainab, Ruqayyah, Fathimah dan Ummu Kultsum sebagai putri terakhir.

Keempat nama dalam bait tersebut merupakan putri Nabi saw, semuanya mengalami masa keislaman dan masuk agama Islam, mereka juga ikut hijrah bersama Nabi saw.

Ibn Sa’d ra meriwayatkan dalam ath-Thabaqāt melalui sebuah sanad dari Ibn ‘Abbas, ia berkata: putra Rasulullah saw yang pertama lahir di Makkah sebelum masa kenabian adalah al-Qasim. Dengan nama ini, Rasulullah saw kemudian diberi kuniyyah (julukan) sebagai Abul Qasim. Kemudian lahir Zainab, Ruqayyah, Fāthimah, Ummu Kultsūm, dan Abdullah yang dijuluki ath-Thayyib dan ath-Thāhir. Dan ibu mereka semua adalah Khadijah bintu Khuwailid.

Ummu Kultsūm adalah putri terakhir Rasulullah saw berdasarkan perbedaan pendapat kalangan ulama`.

Ibn ‘Abdul Barr berkata: dalam kitab al-Isti’āb: ada banyak perbedaan antar kalangan ulama terkait siapakah putri terakhir Rasulullah saw. Adapun putri pertama maka tidak ada yang menselisihinya kecuali sedikit saja. Dalam pendapat yang sahih putri sulung Rasulullah saw adalah Zainab.

Ibn Hajar ra berkata dalam Fathul bāri: sesuai kesepakatan pada ahli, putra pertama Rasulullah saw adalah al-Qasim dan dengan nama inilah beliau digelari Abul Qāsim. Al-Qasim meninggal di usia dini sebelum masa kenabian atau setelahnya. Rasulullah saw memiliki empat putri yaitu Zainab, Ruqayyah, Ummi Kultsūm, kemudain Fāthimah. Dalam satu pendapat Ummu Kultsūm lebih muda dari Fāthimah.

وَالطَّاهِرُ الطَّيِّبُ عَبْدُ اللّٰهِ (١٨) وَقِيْلَ كُلُّ اسْمٍ لِفَرْدٍ زَاهِي

“ath-Thāhir, ath-Thayyib adalah Abdullah, dalam pendapat lain bukan Abdullah”

Ath-Thāhir dan ath-Thayyib adalah Abdullah, dalam pendapat lain seluruh nama tersebut adalah nama tersendiri untuk putera Nabi yang lain yang tampan dan menawan.

Ath-Thāhir dan ath-Thayyib adalah laqab (julukan) bagi Abdullah, jadi dua nama ini bukan individu tersendiri.

Pendapat yang mengatakan bahwa tiga nama tersebut merupakan tiga putra Nabi saw adalah pendapat yang lemah. Jika mengikuti pendapat ini, maka secara keseluruhan putra-putra Nabi saw ada lima.

وَالْكُلُّ فِي حَيَاتِهِ ذَاقُوْا الْحِمَامَ (١٩) وَبَعْدَهُ فَاطِمَةُ بِنِصْفِ عَامٍ

“semua meninggal dalam hidup Nabi, hanya Fathimah yang setelahnya Nabi”

Seluruh anak Nabi saw meninggal semasa hidup Nabi saw, hanyalah Fathimah yang meninggal setelah (sepeninggal) Rasul saw dengan terpaut setengah tahun.

Di antara putra-putri beliau ada yang meninggal saat masih belia sekali sebelum masa kenabian, ada yang meninggal lumayan akhir setelah masa kenabian, dan bahkan meninggal setelah hijrah ke Madinah kecuali Fāthimah yang meninggal setelah Rasulullah saw. Jadi beliau saw menyaksikan semua putra-putrinya meninggal satu persatu kecuali Sayyidah Fāthimah ra. Fāthimah ra wafat setelah enam bulan wafatnya Nabi.

Dalam sahih Bukhari dan Muslim dari ‘Aisyah ra berkata: Fāthimah hidup sepeninggal Rasulullah selama enam bulan.

Dalam riwayat lain juga diceritakan: Telah menceritakan kepada kami [Abu Kamil Al Jahdari Fudhail bin Husain]; Telah menceritakan kepada kami [Abu ‘Awanah] dari [Firas] dari [‘Amir] dari [Masruq] dari [‘Aisyah] dia berkata; ‘Suatu ketika para istri Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam sedang berkumpul dan berada di sisi beliau tanpa ada seorang pun yang tidak hadir saat itu. Tak lama kemudian, datanglah Fatimah dengan berjalan kaki yang mana cara jalannya persis -dan tidak berbeda sama sekali- dengan cara jalannya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam. Ketika melihatnya, maka beliau pun menyambutnya dengan mengucapkan: “Selamat datang hai puteriku yang tercinta!” Setelah itu beliau mempersilahkannya untuk duduk di sebelah kanan atau di sebelah kiri beliau. Lalu beliau bisikkan sesuatu kepadanya hingga ia (Fatimah) menangis tersedu-sedu. Ketika melihat kesedihan hati Fatimah, maka sekali lagi Rasulullah pun membisikkan sesuatu kepadanya hingga ia tersenyum gembira. Lalu saya (Aisyah) bertanya kepada Fatimah; ‘Ya Fatimah, sesungguhnya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam telah memberikan keistimewaan kepadamu dengan membisikkan suatu rahasia di hadapan para istri beliau hingga kamu menangis sedih.’ Setelah Rasulullah berdiri dan berlalu dari tempat itu, saya pun bertanya kepada Fatimah; ‘Hai Fatimah, sebenarnya apa yang dikatakan Rasulullah kepadamu dalam bisikan tersebut? ‘ Fatimah menjawab; “Wahai Ummul mukminin, sungguh saya tidak ingin menyebarkan rahasia yang telah dibisikkan Rasulullah kepada saya.” Aisyah berkata; ‘Setelah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam meninggal dunia, saya hampiri Fatimah seraya bertanya kepadanya; ‘Hai Fatimah, saya hanya ingin menanyakan kepadamu tentang apa yang telah dibisikkan Rasulullah kepadamu yang dulu kamu tidak mau menjelaskannya kepada saya.’ Fatimah menjawab; ‘Wahai Ummul mukminin, sekarang -setelah Rasulullah meninggal dunia- saya akan memberitahukannya kepadamu. Dulu, ketika Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam membisikkan sesuatu kepada saya, untuk yang pertama kali, beliau memberitahukan bahwasanya Jibril dan beliau biasanya bertadarus Al Qur’an satu atau dua kali dalam setiap tahun dan kini beliau bertadarus kepadanya (Jibril) sebanyak dua kali. Sungguh aku (Rasulullah) tahu bahwa ajalku telah dekat. Oleh karena itu, bertakwalah kepada Allah dan bersabarlah. Sesungguhnya sebaik-baik pendahulumu adalah aku.’ Fatimah berkata; ‘Mendengar bisikan itu, maka saya pun menangis, seperti yang kamu lihat dulu. Ketika Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam melihat kesedihan saya, maka beliau pun berbisik lagi kepada saya: ‘Hai Fatimah, maukah kamu menjadi pemimpin para istri orang-orang mukmin atau sebaik-baiknya wanita umat ini? Lalu saya pun tertawa seperti yang dulu kamu lihat.”

Jadi, putra dan putri Rasulullah saw adalah:

Nama Putra-Putri Nabi Muhammad SAWIbu
al-QasimKhadijah
ZainabKhadijah
RuqayyahKhadijah
FathimahKhadijah
Ummu KultsumKhadijah
Abdullah (ath-Thayyib, ath-Thahir)Khadijah
IbrahimMariyah al-Qibthiyyah

Bersambung.

‘Mencintai Nabi Muhammad Ala al-Urjuzah al-Mi’iyyah’ diampu langsung oleh Ust. Ubaidil Muhaimin. Nantikan update selanjutnya eksklusif hanya di insantri.com.

Tinggalkan Komentar