Jodoh ada di tangan Tuhan, yang artinya kita sebagai manusia hanya bisa berusaha dan berencana dalam memilih pasangan hidup sedangkan yang menentukan kepastian berjodoh dengan ‘siapa’ dan ‘kapan’ adalah Allah subhanahu wa ta’ala.
Sebagaimana rejeki dan kematian, jodoh adalah misteri yang tidak bisa kita tebak. Menemukan jodoh merupakan salah satu bagian kehidupan karena yang namanya hidup tidak akan lepas dengan yang namanya ‘berpasang-pasangan’.
Allah swt berfirman:
وَمِنْ كُلِّ شَيْءٍ خَلَقْنَا زَوْجَيْنِ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ
“Dan segala sesuatu Kami ciptakan berpasang-pasangan agar kamu mengingat (kebesaran Allah)” (Adz-Dzariyat: 49)
Dari ayat di atas setidaknya kita tahu bahwa setiap makhluk Allah diciptakan berpasang-pasangan. Ada langit ada bumi, ada kanan ada kiri, ada Mie Sedaap ada Indomie, eh masak kamu masih sendiri?
Hehe.. tenang! Mungkin belum waktunya saja.
Yang perlu kita ingat bahwa taqdir setiap orang berbeda-beda, termasuk dalam perjodohan. Seseorang yang mencari pasangan hidup kerap dihadapkan pada pilihan, ditabrak oleh kepentingan, dipengaruhi oleh keadaan dan dipertemukan pada tantangan.
“Dijodohkan” atau “mencari jodoh sendiri” semisal adalah salah satu pilihan yang harus dipilih.
Terlepas dari semua itu, perjalanan dalam menemukan jodoh adalah sebuah perjalanan hidup penuh misteri dan pemilihan pasangan hidup sangat penting karena bisa saja menjadi keputusan seumur hidup.
Pilih Harta, Nasab, Kecantikan atau Agama
Untungnya dalam hal memilih pasangan hidup, Rasulullah saw telah memberikan tips mencari dan memilih pasangan hidup dalam sabdanya:
عَنْ أَبِيْ هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللّٰهُ عَنْهُ قَالَ: عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللّٰهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ قَالَ: تُنْكَحُ الْمَرْأَةُ لِأَرْبَعٍ لِمَالِهَا وَلِحَسَبِهَا وَلِجَمَالِهَا وَلِدِيْنِهَا فَاظْفَرْ بِذَاتِ الدِّيْنِ تَرِبَتْ يَدَاكَ (مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ)
Dari Abu Hurairah ra ia berkata: dari Nabi shallahu alaihi wa sallama ia bersabda: “Wanita dinikahi sebab empat (alasan), karena hartanya, nasab(keturunan)nya, kecantikannya dan agamanya, maka dapatkanlah wanita yang memiliki agama (yang baik) maka ayo berusaha (untuk mendapatkannya)”. (HR. Bukhari dan Muslim)
Rasulullah saw menyebutkan keempat alasan tersebut sebagai alasan yang paling umum dijadikan manusia dalam memilih pasangan. Bukan hanya sekedar menyebutkan, beliau tetap mengingatkan kita bahwa dari semua alasan tersebut agama adalah hal yang paling utama.
Seseorang bisa saja memilih harta sebagai alasan untuk menikah, namun kekayaan sebenarnya adalah tentang mindset. Seseorang yang memiliki mindset miskin meskipun ia memiliki harta sebanyak apa pun lama kelamaan hartanya akan habis sedangkan orang miskin sekalipun jika ia memiliki mindset kaya akan bisa sukses suatu hari nanti.
Seseorang bisa saja memilih nasab untuk dibangga-banggakan. Namun sejatinya semua manusia di mata Allah adalah sama. Kita sebagai manusia diciptakan berbeda suku dan bangsa justru untuk saling mengenal satu sama lain. (Di samping itu, sejarah membuktikan bahwa banyak budak merdeka yang akhirnya menikah dengan wanita Quraisy)
Seseorang bisa saja memilih kecantikan sebagai alasan memilih pasangan. Namun kecantikan itu bersifat relatif dan tidak permanent. Seiring bertambahnya usia kecantikan akan menurun dan menyisakan kulit keriput, rambut beruban dan fisik yang melemah.
Dari sini, Nabi Muhammad memberikan tips memilih pasangan hidup kepada kita agar lebih mengedepankan agama.
Tips adalah anjuran, anjuran adalah sunnah. Menikahi pasangan yang ‘dzatiddin’ (yang agamanya baik) adalah sunnah yang mana sangat bagus sekali untuk kelangsungan hidup di dunia dan akhirat.
Sampai-sampai Rasulullah mengungkapkan anjuran tersebut dengan kalimat ‘taribat yadaak’ yang makna asalnya adalah ‘tanganmu berdebu’ yang digunakan sebagai anjuran dan dorongan kepada kita semua seakan-akan kita harus berusaha semaksimal mungkin untuk mendapatkan pasangan yang beragama baik sampai-sampai tangan kita berdebu (karena bekerja keras).
“Konteks beragama” bisa menjadi pemahaman yang kompleks karena dalam beragama mencakup pengetahuan, kebiasaan dan akhlak Islami.
Sederhananya, untuk mengetahui seseorang memiliki agama yang baik bisa dilihat dari bagaimana orang tersebut menjalankan ibadah dengan baik, memiliki pengetahuan agama dengan baik dan memiliki akhlak yang bagus.
Namun, ‘konteks beragama’ tidak bisa dilihat dari masa lalu saja. Banyak sahabat yang memiliki masa lalu yang kelam dengan kejahiliyahan, menyembah selain Allah, membunuh, berzina, mabuk, menipu, menyombongkan harta namun setelah mereka bertaubat dan masuk Islam mereka berangsur menuju kebaikan hingga mereka diberi predikat ‘hasuna Islamuhu’ (yang baik agama Islamnya).
Seseorang yang baik agamanya secara sederhana dipahami sebagai orang yang menginginkan dirinya menjadi lebih baik hari demi hari serta semakin dekat dengan ajaran Allah dan RasulNya.
Kriteria dalam memilih pasangan bisa sangat banyak dan beragam dan cenderung membingungkan. Namun dengan memegang anjuran dari Rasullah saw, bisa membantu mempermudah kita sebagai muslim dalam memilih pasangan hidup agar kita mengedepankan sisi agama dibandingkan semuanya.
Dengan menikahi orang yang memiliki agama yang baik diharapkan memberikan suasana yang baik dalam kehidupan pernikahan, memberikan dampak baik dalam membina keluarga dan saling tolong menolong dalam menyiapkan kehidupan akhirat.
Demikian Tips Mencari dan Memilih Pasangan Hidup menurut Anjuran Nabi yang menjadi semacam “Ultimate Guide” bagi kita semua. Sekian terima kasih.