Allahummarhamna bil quran – Lirik, Arti Serta Hukum Membacanya

Allahummarhamna bil quran – Lirik, Arti Serta Hukum Membacanya

Allahummarhamna bil quran
anak TPA membaca al-Quran

Bacaan lengkap Allahummarhamna bil quran sebagai berikut*:

اَللّهُمَّ ارْحَمْنِيْ (نَا) بِالْقُرْأنِ

Allahummarhamni (na) bil quran

وَاجْعَلْهُ لِيْ (لَنَا) إِمَامًا وَنُوْرًا وَهُدًى وَرَحْمَةً

Waj’alhu li (lana) imamaw wa nurow wa hudaw wa rohmah

اَللّهُمَّ ذَكِّرْنِيْ (نَا) مِنْهُ مَا نُسِّيْتُ (نُسِّيْنَا)

Allahumma dzakkirni (na) minhu ma nussiytu (nussiyna)

وَعَلِّمْنِيْ (نَا) مِنْهُ مَا جَهِلْتُ (جَهِلْنَا)

Wa ‘allimni (na) minhu ma jahiltu (jahilna)

وَارْزُقْنِيْ (نَا) تِلَاوَتَهُ أَنَاءَ اللَّيْلِ وَأَطْرَافَ النَّهَارِ

Warzuqni (na) tilawatahu ana’allaili wa athrafannahar

وَاجْعَلْهُ لِيْ (لَنَا) حُجَّةً يَا رَبَّ الْعَالَمِيْنَ

Waj’alhu li (lana) hujjatan ya rabbal ‘alamin

*allahumarhamni jika dibaca sendiri dan allhummarhamna jika dibaca bersama-sama

Lirik Bahasa Indonesia / Arti

Ya Allah sayangi kami dengan Quran

Jadikan ia imam dan cahaya petunjuk dan rahmat

Ya Allah ingatkan kami jikalau terlupakan

Dan ajarkan yang tak kami tahu

Berilah kami membaca Quran di tengah malam dan di penghujung hari

Jadikan ia penerang Ya Robbal ‘alamin

BACA JUGA: Ilahilastulil firdaus Syair I'tirof Abu Nawas Lirik

Hukum membaca do’a ini setelah membaca al-Quran

Apakah bacaan ini termasuk do’a ma’tsur (diajarkan langsung dari Nabi)?

Bacaan doa allahummarhamna bil qur’an adalah doa yang banyak disebutkan di kitab-kitab Ulûmul Quran dan dikenal di Indonesia sebagai senandung al-Quran. Lafadhnya sebagai mana disebutkan diatas.

Doa ini diriwayatkan oleh Abu Manshûr al-Arjani dalam kitab Fadhâ’il al-Qur`ân bahwa Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam membacanya saat mengkhatamkan al-Qur`ân. Dalam sanad ini terdapat Dawud bin Qays al-Farra`, seorang tabi’u tabi’in yang meriwayatkan dari Nafi’ bin Jubair bin Muth’im dan Ibrahim bin Abdullâh bin Hunain. Al-Hâfizh al-‘Iraqi menjelaskan bahwa hadits ini mu’dhal.[1] Yakni pada sanadnya ada dua rawi yang jatuh (terputus) secara berurutan. Dengan demikian, hadits ini termasuk hadits yang lemah.

Namun perlu diketahui bahwa bab doa lebih longgar daripada bab dzikir. Kita boleh berdoa dengan doa apa saja sesuai dengan kebutuhan kita, meskipun tidak dicontohkan oleh Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wa sallam. Jadi kita boleh membaca doa ini dengan kesadaran bahwa doa ini bukan lah termasuk doa ma’tsur.

Adapun menjadikannya sebagai doa yang selalu kita ucapkan setiap selesai membaca al-Qur`ân, maka hal itu membutuhkan dalil khusus, dan tidak ada dalil yang shahîh dalam hal ini. Wallâhu A’lam.

[1] An-Nasyr fil-Qira`at al-`Asyr, Ibnul-Jazari (2/464), al-Mughni ‘an Hamlil Asfar fil-Asfar, al-‘Iraqi (1/329)

Tinggalkan Komentar