Panduan atau Cara Mengendalikan Syahwat Seks Untuk Kyai, Ustad, Guru, dan Dosen

Panduan Cara Mengendalikan Syahwat Seks Untuk Kyai, Ustad, Guru, dan Dosen

Dengan makin maraknya kejahatan seks yang terjadi di Indonesia, dan melibatkan banyak oknum yang dikenal sebagai orang yang berilmu, berpendidikan dan paham mengenai agama serta hal itu menjadi hal yang sangat memalukan bagi wajah pendidikan dan religiusitas di Indonesia, maka saya pikir perlu adanya Panduan Mengenai Cara Mengendalikan Syahwat Seks Untuk Kyai, Ustad, Guru, dan Dosen ini.

salah satu berita tentang kasus pelecehan seksual di lingkungan pesantren

Tujuan penyusunan panduan yang ‘mungkin’ pertama kali ada di Indonesia ini adalah untuk mencegah terulangnya kejahatan seksual khususnya di lingkungan pondok pesantren, sekolah dan perguruan tinggi. Sehingga generasi pelajar di Indonesia bisa belajar dengan tenang dan nyaman tanpa dihantui ketakutan dan kegelisahan. Sembari kita menunggu penerbitan RUU PKS.

Panduan Cara Mengendalikan Syahwat Seks Untuk Kyai, Ustad, Guru, dan Dosen. Syahwat is under control
Syahwat is under control

Syahwat Seks

Syahwat seks atau nafsu birahi adalah hal yang lumrah terjadi dan dirasakan oleh seluruh manusia. Hal itu adalah nikmat Allah yang diberikan pada manusia di alam dunia.

Kiranya, syahwat seks yang kita dapatkan di dunia adalah sedikit spoiler dari Tuhan tentang kenikmatan surga yang lebih besar lagi. Serta secara biologis dengan syahwat seks tersebut, akhirnya manusia bisa melestarikan keturunan dan terhindar dari kepunahan massal.

Bayangkan, Nabi Nuh hanya membawa 40 pasang manusia di dalam kapalnya dan lihat sekarang jumlah kita mencapai kurang lebih 7,8 miliar jiwa, hampir delapan milyar. Manusia tetap eksis bahkan setelah melewati bencana-bencana besar, pandemi, dan perang dunia.

Allah Swt berfirman dalam Surat Aali-Imran 3:14:

زُيِّنَ لِلنَّاسِ حُبُّ الشَّهَوٰتِ مِنَ النِّسَآءِ وَالْبَنِيْنَ وَالْقَنَاطِيْرِ الْمُقَنْطَرَةِ مِنَ الذَّهَبِ وَالْفِضَّةِ وَالْخَيْلِ الْمُسَوَّمَةِ وَالْاَنْعَامِ وَالْحَرْثِ ؕ ذٰلِكَ مَتَاعُ الْحَيٰوةِ الدُّنْيَا ۚ وَاللّٰهُ عِنْدَهٗ حُسْنُ الْمَاٰبِ

Terjemah: “Dijadikan terasa indah dalam pandangan manusia cinta terhadap apa yang diinginkan, berupa perempuan-perempuan, anak-anak, harta benda yang bertumpuk dalam bentuk emas dan perak, kuda pilihan, hewan ternak dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia, dan di sisi Allah-lah tempat kembali yang baik.”

Wahai orang-orang yang berpendidikan yang budiman, Anda tidak perlu memungkiri dan menolak syahwat seks pada diri Anda. Ia benar-benar ada. Walaupun tidak terlihat, ia bisa kita rasakan kapan pun dan dimana pun ketika ada rangsangan menyerang. Hal yang perlu kita lakukan adalah mengaturnya, mengendalikannya, serta mengontrolnya sehingga tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.

Untuk bisa mengontrol syahwat seks Anda perlu membaca panduan ini. Panduan ini berisi 4 poin yang telah kami himpun dari dalil agama, dalil biologis dan dalil psikologis.

Walaupun judul panduan ini seperti di atas namun panduan ini bisa diamalkan untuk siapa saja, tidak terbatas pada kyai, ustad, guru, dan dosen.

Cara Mengendalikan Syahwat Seks

Panduan atau cara mengendalikan syahwat seks, adalah sebagai berikut:

  1. Menjaga perut agar yang di Bawah Perut Tidak Berontak
  2. Menyalurkan Syahwat Seks di Jalan yang Benar
  3. Menghindari Potensi Berzina
  4. Menjaga Diri untuk Senantiasa Meminta Taufiq kepada Allah

1. Menjaga Perut agar yang di Bawah Perut Tidak Berontak.

Menjaga perut dari terlalu banyak makan dan makanan haram adalah salah satu kunci kesuksesan dalam mengendalikan syahwat seks. Menurut Imam Al-Ghazali, ada dua syahwat terbesar yang dimiliki manusia yakni syahwat perut dan syahwat bawah perut (شَهْوَةُ الْبَطْنِ وَشَهْوَةُ الْفَرْجِ), dan syahwat perut adalah sumber dari segala kerusakan.

Syahwat perut bisa mengakibatkan pada kerusakan yang masif jika tidak dikelola dengan benar. Bahkan syahwat perut adalah alasan mengapa Adam dan Hawa dikeluarkan dari surga dan diturunkan ke dunia yang fana ini.

Dunia kedokteran pun akan setuju bahwa perut adalah sumber dari nafsu, penyakit, dan bahaya. Imam Al-Ghazali menambahkan, bahwa dari kejahatan syahwat perut ini bisa mempunyai dampak berkelanjutan kepada syahwat farji (syahwat seks), hingga syiddat asy-syabaq (istilah slang-nya saat ini yaitu sange atau sagapung).

Kalau sudah seperti itu, maka hal itu akan diikuti oleh kecintaan pada pangkat dan harta yang mana kedua hal itu bisa menjadi wasilah atau perantara untuk mendapatkan wanita dan makanan.

Setelah memperbanyak harta dan pangkat, apa yang akan terjadi. Kedunguan pun muncul, karena mereka berkompetisi  dan saling dengki sebab harta dan pangkat. Lalu muncul perilaku riya’ (show off), berbangga (proud), berlebihan (healing) dan sombong dengan hal itu.

Bahaya ini sudah diwanti-wanti oleh Imam Al-Ghazali sejak ratusan tahun yang lalu dalam kitab Ihya’ Ulumuddin-nya. Yang menjadi pertanyaan adalah kok bisa-bisanya orang yang disebut ulama’, kyai atau ustad yang melakukan tindak asusila, lantas apakah mereka belum membaca kitab rujukan sejuta ulama’ ini? Bagaimana caranya mereka bisa menjadi ulama’ kalau belum pernah membaca kitab Ihya’ Ulumuddin? Mengherankan.

Banyak hadits yang menerangkan tentang keutamaan lapar (menjaga syahwat perut). Disini akan kami sadur satu hadits mengenai hal ini, yakni hadits yang diriwayatkan oleh Imam Tirmidzi ra dari al-Miqdam ibn Ma’dikarib ra. Rasulullah saw bersabda:

مَا مَلَأَ اِبْنُ آدَمَ وِعَاءً شَرًّا مِنْ بَطْنِهِ حَسْبُ ابْنِ آدَمَ لُقَيْمَاتٌ يُقِمْنَ صُلْبَهُ وَإِنْ كَانَ لَا بُدَّ فَاعِلٌا فَثُلُثٌ لِطَعَامِهِ وَثُلُثٌ لِشَرَابِهِ وَثُلُثٌ لِنَفْسِهِ

Artinya: “Manusia tidak memenuhi wadah secara lebih jahat dari perutnya. Cukuplah bagi manusia beberapa suapan kecil yang bisa menegakkan tulang rusuknya, jika harus melakukan maka sepertiga untuk makannya dan sepertiga untuk minumnya, dan sepertiga untuk dirinya.”

Untuk bisa ereksi (baca: ngaceng), seorang pria memerlukan nutrisi makanan yang lengkap, dari mulai carnitine dan L-arginine atau asam amino, zinc dan pasokan vitamin B yang cukup. Sederet makanan juga bisa memicu libido meningkat, seperti flavonoid yang bisa ditemukan dalam buah apel dan beri, lalu antioksidan, dan quercetin. Artikel kesehatan di luar sana akan menjelaskannya lebih mendetail.

Misalnya, carnitine dan L-arginine membantu kelancaran peredaran darah hingga ke pinggul, sehingga kedua nutrisi ini dapat secara efektif mengobati disfungsi ereksi pada beberapa pria. Aliran darah yang lancar sangat vital bagi respons seksual pada pria dan wanita.

You are what you eat. Kamu adalah apa yang kamu makan. Mungkin Anda pernah mendengar konsep ini. Intinya apa yang kita makan, itulah yang berpengaruh besar dalam kehidupan kita. Hal tentang makan ini juga hampir bisa merepresentasikan seseorang secara keseluruhan.

Contohnya, orang yang suka makan pedas merepresentasikan jiwa petualangnya dan suka tantangan, orang yang makannya terburu-buru merepresentasikan bagaimana ia bekerja secara tergesa-gesa dan bahkan dalam urusan ranjang, orang yang makan dengan suara nyaring (ASMR) juga merepresentasikan bagaimana kecuekkannya dengan pandangan orang sekitar, dan orang yang makan dengan tenang adalah orang yang paling bisa menikmati sesuatu. Walaupun tidak keseluruhan, attitude makan bisa dijadikan patokan untuk menilai seseorang.

Bagaimana dengan orang yang memakan apa saja, tanpa peduli halal dan haram, tidak peduli itu hasil korupsi? Bantuan pesantren untuk kepentingan pribadi? Menjual ayat-ayat agama untuk kepentingan perut? Bagaimana hal itu menjadi representasi dari sisa kehidupannya?

Ketika kita makan yang cukup dan yang sehat maka seksualitas kita mudah dikontrol. Penting juga untuk makan dari sesuatu yang halal agar nantinya nutrisi yang terserap oleh tubuh bisa dimaksimalkan untuk beribadah (bekerja dan beraktifitas yang positif).

Berlebihan dalam makan bisa mengakibatkan ketidakstabilan hormonal sehingga libido tidak terkontrol pula. Semakin parah jika berlebihan dalam makan, bahaya obesitas pun mengancam yang justru mengakibatkan menurunnya kinerja seksual. Panduan ini dibuat bukan untuk menghilangkan atau merusak syahwat seks, namun untuk mempermudah dalam mengendalikannya.

2. Menyalurkan Syahwat Seks di Jalan yang Benar

Tidak ada jalan yang paling benar dan paling diridlai Allah dalam menyalurkan kebutuhan seksual kecuali kepada istri. Mereka lah qurrata ‘ain sebenarnya, bukan sabun, bukan pohon pisang, dan bukan wanita lain. Itulah mengapa menikah menjadi sunnah Rasulullah.

Untuk yang belum mampu menikah Rasulullah menganjurkan untuk berpuasa, maka kembali kepada panduan yang pertama. Jagalah perut agar yang di bawah perut tidak berontak.

Jika satu istri masih kurang, silahkan berpoligami. Namun pelajari dulu konsep ‘adalah, beserta syarat-syarat berpoligami sesuai hukum yang berlaku di Indonesia.

Jika istri Anda tidak mengizinkan Anda untuk menikah lagi, jangan tuduh istri Anda tidak setuju dengan ayat ‘fankihu ma thaba lakum mina an-nisai matsna wa tsulatsa wa ruba’’. Tapi Anda perlu introspeksi diri karena bisa saja istri Anda tidak mengizinkan Anda untuk menikah lagi karena melihat Anda belum cukup adil untuk memiliki dua istri.

Istri pertama Anda itu yang tahu kelakuan Anda, finansial Anda, akhlak Anda dan segala hal dari Anda dari baru bangun tidur matanya masih kepet sampai Anda tidur lagi. Masak dia mau bohong? Wong dia yang pegang semua data-data.

Kecuali jika Anda benar-benar adil, maka niscaya istri pertama Anda pasti akan mengizinkan. Pasti dia akan memahami kondisi Anda, alasan Anda, dan motif tujuan Anda untuk menikah lagi. Karena didasari ketakwaan kan?

3. Menghindari Potensi Berzina

Godaan syahwat seks akan datang kapan saja asal jangan direalisasikan, jangan dinormalisasi, jangan dimasukkan hati. Pikiran akan selalu liar karena memang begitulah pikiran diciptakan.

Hal yang perlu dilakukan adalah tidak merealisasikannya, tidak membuat hal-hal yang mendekati zina menjadi nyata dalam perbuatan termasuk pandangan mata. Karena pandangan mata itu lah yang paling nyata dalam mendekati zina dan membawa fitnah. Membiarkan akal menjadi budak syahwat adalah puncak kebodohan, begitu kata Al-Ghazali.

Kecenderungan hati pada suatu hal membuat orang ingin bisa selalu melihatnya. Seperti itu juga, kecenderungan hati pada syahwat seks akan membuat orang ingin melihat hal-hal seperti itu sampai-sampai rela membeli (spend money) untuk melihat konten-konten porno di baik di Onlyfans, Patreon dan bahkan lapak-lapak Twitter illegal.

Jika sudah menjadi normal di mata, melihat hal-hal yang mendekati zina, seperti melihat konten porno, berpacaran, menormalisasi sex consent tanpa hubungan sah, melihat aurat di berbagai sosial media, maka tidak diragukan fantasi liar tersebut akan melahirkan predator-predator bengis. Yang berpendidikan saja bisa menjadi predator, apalagi yang tidak.

Wahai, Pendidik. Murid-murid Anda itu punya masa depan yang harus dijaga, Anda hadir untuk mendidik mereka demi masa depan mereka yang lebih baik, bukan untuk menghancurkannya.

Jagalah profesionalitas anda sebagai pendidik, dengan memegang prinsip bahwa ketika mengajar saya tidak akan jatuh cinta terhadap murid saya sendiri, saya akan memandang mereka tidak lebih dari anak didik saya yang harus saya bimbing, dan saya tidak akan tergoda dengan mereka dan nafsu saya sendiri dengan berpikiran yang macam-macam.

Bahkan, guru menikahi muridnya adalah hal yang tidak etis. Kecuali seperti kasus KH. Abdur Rahman Wahid yang menikahi salah satu muridnya di Madrasah Muallimat. Beliau menikah dengan Ibu Sinta Nuriyah, jauh setelah beliau melanjutkan studinya di Irak. Gus Dur melakukan pendekatan kepadanya (melalui surat-surat) sebelum dan setalah keberangkatannya ke sana. Urusan guru-murid dan cinta menjadi urusan sendiri-sendiri dan tidak bercampur aduk.

4. Menjaga Diri untuk Senantiasa Meminta Taufiq kepada Allah

Pintar, berpendidikan, dan tahu agama kok bisa-bisanya masih melakukan tindakan asusila? Kira-kira seperti itu hal yang menjadi tanda tanya besar bagi masyarakat terhadap pelaku tindakan asusila yang melibatkan oknum berpendidikan akhir-akhir ini.

Jawabannya tidak lain karena ilmu pengetahuan itu tempatnya di dalam akal, sedangkan perbuatan adalah hal yang bersumber dalam hati. Bisa saja orang hafal ayat ini dan itu, hadits ini dan itu, ahli dalam hal ini dan itu, namun urusan perbuatan kembali lagi pada hati. Pengetahuan tersebut tidak ada artinya jika tidak meresap dalam hati yang kemudian terwujud dalam perbuatan nyata.

Dan yang menguasai dan bisa mebolak-balikkan hati adalah Allah subnahu wa taala, maka meminta taufikNya agar terhindar dari perbuatan keji harus dilakukan karena taufik adalah kebutuhan. Menjaga kebersihan hati dengan berdzikir juga menjadi salah satu yang bisa membantu datangnya taufik Allah.

Taufik adalah pertolongan Allah kepada hambaNya untuk dapat melaksanakan ketaatan kepadaNya dan menjauhi laranganNya. Kebaikan manusia adalah Allah yang memberikannya. Semoga kita semua adalah orang-orang yang dikehendaki Allah menjadi orang-orang yang baik.

Demikian Panduan atau Cara Mengendalikan Syahwat Seks Untuk Kyai, Ustad, Guru, dan Dosen. Mohon maaf jika ada salah-salah kata. Semoga bermanfaat. Aamiin.


Penulis: Mudhofar – Sarjana Pendidikan yang alhamdulillah dikatai goblok oleh dosennya sendiri.

Satu pemikiran pada “Panduan atau Cara Mengendalikan Syahwat Seks Untuk Kyai, Ustad, Guru, dan Dosen”

Tinggalkan Komentar