Tradisi Islam Jawa dan Contohnya

Islam hadir di Nusantara bukan dalam masyarakat hampa budaya. Praktik budaya justru diakomodir dan diadopsi kemudian diislamisasi. Islam tidak menggusur budaya yang hidup dalam masyarakat di mana Islam datang untuk mencerahkan akidah umat. Islam meluruskan, memberi nilai, makna dan penguatan terhadap budaya yang sudah hidup lama dalam satu masyarakat yang didakwahinya, termasuk tradisi Islam Jawa.

Dalam persoalan akulturasi agama dan budaya di tanah air ini tidak akan lepas dari kajian sejarah (historis) tanah ini dan lebih spesifik lagi di tanah Jawa, akan tetapi tidak kalah menariknya lagi dengan Islam dan kebudayaan yang ada di bumi Indonesia. Pergulatan agama dan budaya, khususnya Islam merupakan fenomena yang menarik.

Interaksi Islam dan budaya Nusantara mempunyai karakter tersendiri, misalnya pergulatan antara Islam dan sastra budaya jawa melahirkan tiga pola keislaman dengan landasan berfikir yang berbeda dan kadang memancing konflik satu sama yang lainnya, yakni Islam Santri, Islam Priyayi dan Islam Abangan.

Islam yang ada di Nusantara khususnya di Jawa sendiri memiliki banyak kebudayaan yang sampai saat ini masih ada, seperti Maulid Nabi Muhammad saw yang dilaksanakan pada bulan Rabiul Awal, Upacara Nadran (Nyadran) bagi masyarakat pesisir pantai, Tahlilan dan Yasinan Ketika ada saudaranya yang tertimpa musibah (kematian) dan masih banyak lagi kebudayaan yang ada di tanah Jawa.

1. Maulid Nabi

Kebudayaan yang pertama yaitu Maulid Nabi Muhammad SAW yaitu peringatan hari lahirnya nabi terakhir Muhammad saw. Di Indonesia perayaan ini jatuh pada setiap tanggal 12 Rabiul Awal dalam penanggalan Hijriyah.

Perayaan Maulid Nabi merupakan tradisi yang berkembang di masyarakat Islam jauh setelah Nabi Muhammad SAW wafat. Secara subtansi, peringatan ini adalah ekspresi kegembiraan dan penghormatan kepada Nabi Muhammad. Seperti Mulid Nabi yang biasa diadakan oleh Maulana Habib Luthfi bin Yahya di Pekalongan yang mana dihadiri banyak orang dari berbagai daerah khususnya masyarakat Indonesia.

Baca Juga: Perayaan Maulid Nabi Muhammad SAW di Makassar dari Maudu Lompoa sampai Baayun Mulud

2. Upacara Nadran

Kemudian sebagai negara kepulauan yang kaya akan sumber dayanya, Indonesia menyimpan ratusan ragam budaya dan tradisi dengan ciri khasnya masing-masing. Tradisi pesta laut atau yang biasa dikenal dengan sebutan Upacara Nadran adalah salah satu contoh warisan budaya leluhur yang tetap lestari hingga kini meski usianya telah berabad-abad lamanya.

nadran atau nyadran tradisi Islam Jawa

Upacara Nadran sendiri ada pada masyarakat pesisir sebagai wujud rasa syukur kepada Tuhan atas karunia dan rizki yang telah diberikan kepada masyarakat setempat khususnya yang bermata pencaharian sebagai nelayan. Upacara Nadran juga kerap direpresentasikan sebagai ritual untuk memberikan penghormatan kepada penguasa laut dengan harapan senantiasa diberikan keselamatan dan dijauhkan dari segala malapetaka.

Baca Juga: Perayaan Sekaten Merupakan Peninggalan Walisongo

3. Yasinan dan Tahlilan

Selain Dua Kebudayaan yang ada di atas, kita sebagai manusia pasti tak akan lepas dari yang Namanya kematian, maka dari itu kita sebagai makhluk sosial harus saling membantu baik dalam keadaan susah maupun duka.

Dalam budaya masyarakat Islam Jawa ketika ada yang tertimpa musibah kematian (meninggal dunia) adalah melaksanakan peringatan yang dirangkaikan dengan kegiatan pembacaan surah Yasin, Tahlil, dan doa.

yasinan tahlilan tradisi islam jawa

Kegiatan ini dilaksanakan dari malam pertama sampai malam ke tujuh, dan bahkan ada yang empat puluh, seratus bahkan sampai seribu hari atau biasa kita sebut Haul, akan tetapi yang lazim dilaksanakan hanya sampai malam ketujuh.

Di samping itu semua, kita juga dapat mempererat tali silaturahmi antar sesama umat islam agar menjadi rukun dan tidak saling bermusuhan, dan dapat menumbuhkan rasa empati dan simpati masyarakat untuk ikut merasakan apa yang dirasakan oleh orang yang mengadakan acara tersebut.

Itulah 3 contoh tradisi Islam Jawa yang dapat kami sebutkan. Tentunya, di luar tiga tradisi yang kami contohkan di atas, terdapat masih banyak lagi tradisi hasil akulturasi Islam dan Budaya Indonesia khususnya Jawa. Kesemua tradisi yang ada menjadi bukti perkawinan yang harmonis antara agama dan budaya yang bisa terjadi di Indonesia.

Penulis: Haikal Izharulhaq – Seorang Santri dari Ponpes Gedongan Cirebon dan Mahasiswa di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta (@chie_kal)

Daftar Pustaka

Afnan, Dikhorir. “Ritualisasi Nadran sebagai sarana komunikasi antara budaya dan agama.” SOSFILKOM: Jurnal Sosial, Filsafat Dan Komunikasi 12.01 (2018): 1-6.

Hidayat, Nur. “Peran dan tantangan pendidikan agama islam di era global.” El-Tarbawi 8.2 (2015): 131-145.

Muqoyyidin, Andik Wahyun. “Dialektika Islam dan Budaya Lokal Jawa.” IBDA: Jurnal Kajian Islam dan Budaya 11.1 (2013): 1-18.

Suriadi, Ahmad. “Akulturasi budaya dalam tradisi maulid Nabi Muhammad di Nusantara.” Khazanah: Jurnal Studi Islam dan Humaniora 17.1 (2019): 167-190.

Tinggalkan Komentar